Feb 10, 2016

Teknik Menulis Karya Ilmiah.

Menulis karya ilmiah merupakan satu proses kerja yang tidak mudah, tetapi hasilnya akan bermanfaat untuk berbagai pihak, baik penulis, pembaca maupun ilmu pengetahuan itu sendiri. Proses penulisan karya ilmiah memerlukan tahapan telaah dan evaluasi yang menyeluruh terhadap konsep pemikiran atau hasil yang pernah dilakukan dan ditemukan dalam bidang yang akan kita tulis.

Karya Ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Dalam karya ilmiah aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran, tetapi untuk menyampaikan hasil pemikiran konseptual dan penemuan yang disertai bukti empiris, meyakinkan pembaca akan kebenaran hasil yang ditemukan dilapangan, mempertanyakan keabsahan teori dengan konsep kita. Jadi karya ilmiah tetap harus dapat secara jelas menyampaikan pesan kepadanya.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa hubungan menulis dan berpikir ilmiah terletak pada kesamaan antara persyaratan untuk menghasilkan tulisan yang layak disebarluaskan dengan persyaratan dalam berfikir ilmiah. Keduanya menuntut kejernihan berfikir, akurasi, dan tanggung jawab . Adanya kesamaan ini membuat seseorang dengan kemampuan menulis yang baik akan juga memiliki kemampuan berpikir ilmiah yang baik.

Tulisan yang dipublikasikan harus disiapkan dengan matang. Artinya dalam proses penulisan , kita dituntut untuk melakukan evaluasi isi dan organisasi dari tulisan tesebut. Persyaratan sebuah tulisan diangap sebagai karya ilmiah adalah sebagai berikut :
  1. Tulisan ilmiah menyajikan aplikasi hukum alam pada situasi spesifik atau menyajikan fakta objektif secara sistematis.
  2. Tulisan ilmiah ditulis secara cermat, tepat , benar , jujur, dan tidak bersifat terkaan.
  3. Tulisan ilmiah disusun secara sistematis, dengan setiap langkah – langkah direncanakan secara terkendali, konseptual dan prosedural.
  4. Tulisan ilmiah menyajikan rangkaian sebab akibat dengan pemahaman dan alasan yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
  5. Tulisan ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian berdasarkan suatu hipotesis.
  6. Tulisan ilmiah ditulis secara tulus.
  7. Tulisan ilmiah pada dasarnya ekspositoris. Jika timbul kesan argumentatif dan persuasif karena ditimbulkan dari penyusunan kerangka tulisan yang cermat.

Tulisan ilmiah ada empat hal yang harus dihindari yaitu : 1) mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, 2) memanipulasi data, 3) menutupi kebenaran dengan sengaja,  4 ) menyulitkan pembaca. Secara umum ada tiga faktor yang mempengaruhi kualitas tulisan ilmiah dilihat dari penggunaan bahasa, yaitu 1) pemilihan kata tepat dan tunggal, tidak remang mempunyai makna ganda, 2) tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertaian yang digunakan agar tidak menimbulkan kerancuan, 3) singkat berlandaskan ekonomi bahasa.
Lima pedoman untuk menghasilkan Tulisan ilmiah yang efektif menyampaikan pesan kepada pembaca yaitu :
  1. Gaya menulis : Apapun gaya menulis yang sesuai untuk kita, pastikan gaya tersebut mampu membuat tulisan dimengerti dengan jelas oleh pembaca.
  2. Penyampaian ide, Semua pikiran harus disampaikan dengan teratur. Agar pembaca dapat memahami yang ingin disampaikan.harus menargetkan kesinambungan dalam pengembangan kata, konsep dan tema mulai dari bagian pendahuluan sampai bagian kesempulan. Pembaca akan bingung jika kita salah menempatkan kata dalam kalimat, membolak balik suatu urutan atau melakukan pengelompokan yang tidak jelas atau tidak relevan.
  3. Haluskan ekspresi. Tulisan ilmiah dan tulisan kreatif memiliki tujuan berbeda. Pendekatan yang sering ditemukan pada tulisan kreatif, misalnya membuat suasana ambiguitas, menyisipkan situasi yang tidak disangka sebelumya, meniadakan kejadian yang sudah diperkirakan sebelumnya, dengan tiba – tiba menggeser topik, kata atau orang dapat membingungkan atau bahkan mengganggu pembaca tulisan ilmiah. Dengan demikian, usahakan untuk menghindari trick semacam ini dan fokuskan tujuan penulisan pada komunikasi yang jelas dan logis.
  4. Penggunaan tanda baca. Tanda baca mampu menjaga kesinambungan dengan memperlihatkan hubungan antaride. Tanda baca untuk memberikan kesempat kepada pembaca untuk berhenti, tingakat kepentingan dan kecepatan baca yang biasanya ada pada saat bicara. Meskipun demikian hati – hati dalam penggunaan tanda baca, terlalu berlebihan  dalam penggunaan tanda baca dapat menggangu pembaca, kurang penggunaan tanda baca dapat membingungkan. Gunakan tanda baca untuk menunjang arti yang ingin disampaikan.
  5. Penggunaan kata sambung. Kata sampung membantu menjaga alur pikir, terutama jika materi yang ingin disampaikan kompleks atau abstrak. Pastikan bahwa kata yang digunakan merujuk dengan jelas. Transisi lain yang dapat digunakan adalah hubungan waktu contohnya kemudian, setelah itu, sejak, sementara. Hubungan sebab akibat contohnya dengan demikian, konsekuensinya, hasilnya. Hubungan tambahan contohnya lebih dari itu, selanjutnya, sejenisnya. Atau hubungan kontras contohnya tetapi bertolak belakang, meskipun demikian.
logoblog

No comments:

Post a Comment