Apr 25, 2025

BIOLOGI AYAM BANGKOK

Sifat biologis ayam bangkok tidak terlalu berbeda dengan jenis ayam yang lain.  alaupun ada, perbedaan lebih banyak terlihat dalam hal fisik, antara lain besar badannya, pertumbuhannya, dan warna bulunya. Pada galur murni ayam bangkok asli terdapat bulu hias yang merah mengkilap dengan dasar bulu hitam kehijau-hijauan. Hal itu disebabkan oleh asal-usul dari nenek moyangnya (gallus-gallus) yang memiliki bulu serupa pada leher dan punggung. Ukuran tubuh ayam bangkok diketahui berdasarkan penimbangan bobot badannya. Ayam bangkok dewasa dapat mencapai bobot sekitar 2 – 2,5 kg dan berat minimal sekitar 1,5 kg.

Kapan ayam bangkok mulai kawin?


Para peternak harus mengetahui terlebih dahulu umur dewasa ayamnya, yaitu mulai dari waktu menetasnya telur menjadi anak ayam sampai dengan anak ayam itu mulai bertelur untuk yang pertama kalinya (untuk ayam betina) dan keluarnya sperma dari bagian reproduksi (untuk ayam jantan). Umur ayam dewasa sekitar antara 7 – 8 bulan karena pada umur tersebut alat-alat reproduksi sudah mulai bekerja serta menghasilkan hormon. Jika induk telur ayam betina dibuahi oleh sperma jantan, induk telur akan menjadi telur. Telur akan dierami oleh induk betina kurang lebih 21 hari sehingga menetas menjadi anak ayam.

Induk ayam betina ketika sudah dewasa akan bertelur. Telur yang dihasilkan antara 10 – 15 butir dalam satu masa bertelur. Bobot telur ayam bangkok berkisar antara 40 – 50 gram per butir. Peningkatan berat telur akan berlanjut sejalan dengan pertambahan umur ayam betina tersebut.

Dalam perkembangbiakan dan pertumbuhan, ayam bangkok tidak terlepas dari pengaruh-pengaruh, antara lain:

1. Fertilitas,  

2. Daya tetas,  

3. Produksi telur, dan  

4. Kekebalan bawaan.

Oleh karena itu, dasar-dasar biologis dipengaruhi juga oleh 3 faktor, yaitu:

1. Faktor lingkungan yang mencakupi temperatur, suhu cahaya, dan kelembaban udara,  

2. Faktor genetika, yaitu bangsa, tipe ayam (pedaging, petelur, atau kombinasi keduanya), dan  

3. Adanya interaksi dari kedua faktor tersebut.


Sekalipun kita beternak ayam bangkok itu dari keturunan murni, tetapi tidak didukung oleh keadaan lingkungan yang baik (kualitas pakan, program pengendali7an hama dan penyakit, atau pemeliharaan pada kandang yang memenuhi syarat untuk kesehatan ayam), hasilnya tidak bisa diharapkan dengan baik. Potensi dari genetiknya tidak akan menurunkan hasil secara optimal atau sifat yang seharusnya dimiliki oleh ayam bangkok murni tidak dapat ditampilkan dengan baik jika faktor pemeliharaan tidak dipenuhi.

Pejantan yang kurang baik tidak memiliki kemampuan bertarung yang tinggi, kurang mempunyai semangat, cepat menyerah, otot lembek, tulang mudah keropos. Jika ayam jantan dipelihara *berkualitas bibit jelek*, produktivitas ayam yang dihasilkan akan tetap jelek.

logoblog

No comments:

Post a Comment