Dec 19, 2019

Ada 7 Teknik Refleksi Pembelajaran

Refleksi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik, antara lain: mencermati kembali video pembelajaran yang telah dilaksanakan, mencermati catatan harian dan jurnal pembelajaran yang telah dibuat, refleksi lisan, melibatkan guru lain untuk mengobservasi pembelajaran, mengobservasi guru lain mengajar, dan melalui penelitian tindakan.


  1. Refleksi melalui video pembelajaran, Video pembelajaran merupakan sumber informasi yang kaya tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apabila guru dapat merekam pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan video, kemudian guru tersebut mengamati apa yang telah terjadi selama pembelajaran berlangsung maka dia akan melihat kembali seluruh peristiwa yang terjadi dalam kelas yang diajarnya, baik tentang si guru sendiri mengajar, bagaimana siswa belajar, suasana belajar, dan hal‐hal lain yang mungkin ingin diketahui guru tentang praktek mengajarnya. 
  2. Refleksi melalui catatan harian Salah satu medium untuk melakukan refleksi adalah dengan mencatat secara teratur pengalaman‐pengalaman seusai pembelajaran (Marselus R. Payong, 2011). Catatan ini berisi kasus unik yang dialami guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru mencatat itu dalam diary atau catatan hariannya dan kemudian merefleksikan pengalaman itu melalui mengkonfrontasikannya dengan basis pengetahuan atau pengalaman sebelumnya.
  3. Refleksi melalui jurnal pembelajaran Sarana yang juga dapat membantu guru melakukan refleksi adalah Jurnal Reflektif. Jurnal Reflektif adalah semacam catatan yang digunakan untuk menuangkan hasil refleksi guru tentang proses belajar. Jurnal reflektif merupakan kumpulan catatan perenungan dan analisis guru tentang proses belajar mengajar sehari‐hari di kelas serta rencana tindak lanjut untuk hal‐hal yang ditemukan dalam perenungannya.
  4. Refleksi melalui lisan Refleksi pembelajaran dapat dilakukan guru secara lisan, yaitu mengkonfirmasi atau mempertanyakan praktik pembelajaran secara lisan kepada para siswa. Guru dapat meminta pendapat siswa tentang cara dia mengajar, suasana pembelajaran di kelas, pemahaman mereka tentang pembelajaran, kritik atau saran siswa terhadap pembelajaran dan dirinya, dan lain‐lain. Hal ini biasanya dilakukan menjelang pembelajaran berakhir untuk mendapatkan umpan balik siswa. Namun begitu, dapat saja refleksi lisan ini dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung. Jika refleksi lisan dilakukan pada saat pembelajaran masih berlangsung, tentu guru harus hati‐hati mencari waktu yang tepat, agar refleksi pembelajaran tersebut tidak justru mengganggu pembelajaran.
  5. Refleksi melalui pelibatan guru lain observasi kelas Untuk mendapatkan gambaran tentang praktik mengajar yang telah dilaksanakan, guru tidak harus melakukan pengumpulan data sendiri. Guru dapat bekerjasama melibatkan guru lain untuk membantu mengobservasi kelasnya. Guru bisa saja minta bantuan teman sejawat dari sekolah yang sama yang mengampu mapel sama, atau guru satu sekolah tetapi beda mapel, atau guru dari sekolah lain yang bisa diminta bantuannya untuk mengobservasi kelasnya. Hal ini bisa dilakukan secara bergantian.
  6. Refleksi melalui observasi guru lain mengajar Mengamati guru lain yang sedang mengajar dapat membantu seorang guru memahami praktik pembelajaran yang dilaksanakannya sendiri. Seperti sebuah paradoks, mengamati orang lain tetapi untuk memahami diri sendiri. Tetapi memang demikianlah adanya. Melihat guru lain mengajar dapat menjadi cermin bagaimana seorang guru mengajar. Melihat guru lain yang sedang mengajar, mencermati gaya guru mengajar, mengamati bagaimana siswa mengikuti pelajaran, merasakan bagaimana suasana pembelajaran, dan lain‐lain ketika mengamati guru lain mengajar akan membantu seorang guru mengingat dan merenungkan kembali bagaimana praktik di kelasnya. Selain itu, melakukan refleksi melalui observasi guru lain yang mengajar dapat menumbuhkan keteladanan antar guru, yaitu sikap integritas sehingga bisa saling memperbaiki.
  7. Refleksi melalui penelitian tindakan Guru dapat melakukan refleksi pembelajaran dengan cara mengumpulkan data penelitian tentang unjuk kerja mereka. Ini sering disebut dengan penelitian tindakan kelas (Costello, 2003; Koshy, 2005; dalam Chris Kyriacou, 2009). Dalam penelitian tindakan kelas tersebut guru bekerja melalui suatu siklus berulang. Melalui tindakan yang diterapkan dalam siklus tersebut guru mengumpulkan data pembelajaran, melakukan refleksi, dan melakukan perbaikan. Guru juga bisa memanfaatkan bahan bacaan yang lebih luas, berkonsultasi dengan pembimbing, menguji basis data informasi tentang perkembangan di sekolah lain, dan bahkan berkunjung ke sekolah lain untuk berdiskusi dengan guru dan mengobservasi praktik di sana. Siklus dilakukan secara berulang dengan mengadaptasi dan memodifikasi solusi sampai guru merasa mantap dengan level perbaikan yang dicapai. Refleksi melalui penelitian tindakan ini sekaligus dapat melatih kejujuran kita, jujur dalam menyajikan data, dan analisisnya sesuai apa adanya.
logoblog

No comments:

Post a Comment