Tujuan komisioning Variable Frequency Drive
Tujuan utama komisioning VFD adalah untuk
menyakikan bahwa :
1. Apakah
konverter AC dan motor, telah dipasang dengan benar dan memenuhi syarat
pengawatan dan standar pengawatan.
2. Apakah kabel
daya dan motor,
sudah benar ukurannya, penginstalannya dan terminasinya.
3. Apakah
semua pelindung kabel daya, sudah benar dibumikan pada kedua ujungnya terhadap
terminal PE pada konverter, pada motor, pada CB atau MCC.
4. Apakah kabel
kontrol, sudah benar
diinstal sesuai dengan perancangan sistim kontrol.
5. Apakah
semua perlindungan kabel kontrol, sudah benar dibumikan hanya pada ujungnya,
layak pada sistim kontrol prosese.
6. Tidak
ada kesalahan murni pada
kabel pada saat
pertama kali diaktifkan.
Aplikasi yang benar pada pengesetan dan
pemilihan
Ada kalanya semua dasar pengujian telah
dilengkapi, bersama dengan lembar pengujian komisioning, VFD siap untuk
diaktifkan. Ini direkomendasi bahwa
jika konverter diaktifkan
untuk pertama kali, kabel
motor harus tidak
dihubungkan selama parameter
dasar diset setelah selesai
diinstal pada konverter.
Ini akan menghindari masalah
seperti mula jalan
motor salah putaran,
mula jalan dengan
waktu akselerasi yang tinggi dan seterusnya. Ini tidak membahayakan
konverter PWM karena pada sisi output dilengkapi dengan rangkaian terbuka.
Ada kalanya inisial pengesetan dan
pengujian tanpa beban telah dilengkapi, kabel motor isolasinya telah diuji dan
dihubungkan untuk pengujian akhir komisioning tanpa beban.
Parameter yang benar pada pengesetan dan pemilihan
VFD akan bekerja dengan benar, jika
parameter dasar telah diset dengan benar, dapat disesuaikan dengan aplikasinya.
Berdasarkan parameter dasar harus diperiksa kembali, sebelum VFD dihubungkan
pada beban mekanik :
1. Tegangan
harus dipilih dengan benar untuk sumber tegangan dan disesuiakan dengan motor
listrik yang dihubungkan ke output. Di Indonesia, standar tegangan 380 Volt,
sistim tiga phasa. Ini harus diyakinkan bahwa tegangan output Volt/Hz sudah
benar sesuia dengan yang tertera pada pelat nama motor.
2. Frekuensi
harus dipilih dengan benar untuk sumber tegangan dan disesuiakan dengan motor
listrik yang dihubungkan ke output. Di Indonesia, standar frekuensi 50 Hz. Ini
harus diyakinkan bahwa frekuensi output Volt/Hz sudah benar sesuia dengan yang
tertera pada pelat nama motor.
3. Hubungan
ke kipas pendingin harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa sambungan
transformator sudah dipilih dengan benar.
Setelah itu, set kembali parameter yang
dapat dipilih sebagai berikut :
1. Kecepatan
maksimum : biasanya diset 50 Hz, tetapi sering kali diset pada kecepatan tinggi
disesuaikan dengan aplikasinya.
2. Kecepatan
minimum : biasanya 0 Hz untuk pengendali pompa dan kipas, tetapi sering kali
diset pada kecepatan tinggi disesuaikan dengan aplikasi torsi tetap.
3. Nilai arus motor : ini tergantung kepada ukuran
motor terhadap kemampuan arus konverter. Nilai
arus konverter harus selalu sama atau lebih tinggi dari nilai arus
motor. Untuk memenuhi syarat proteksi motor, nilai arus yang benar harus
dipilih.
4. Batas
arus : ditentukan oleh torsi awal motor. Jika torsi awalnya tinggi, diset diatas 150% akan memberikan
torsi awal yang tinggi.
5. Akselerasi
Waktu : ditentukan oleh kenaikan waktu dari kecepatan nol sampai maksimum. Ini
harus dipilih berdasarkan hubungan beban inersia mekanik dan jenis aplikasinya.
Contoh : aplikasi pompa, akselerasi waktu harus cukup perlahan-lahan untuk
mencegah tekanan air pada pipa.
6. Dekelerasi
waktu :ditentukan oleh penurunan waktu dari kecepatan maksimum sampai nol.
Pengesetan ini hanya bisa diaplikasikan jika opsi stop dipilih. Alternatif lain
biasanya dengan pengereman DC. Pada beban dengan momen inertia tinggi tidak
boleh diset terlalu singkat. Jika dekelerasi
waktu dibawah penurunan
waktu yang alami pada suatu
beban, tegangan DC akan naik dan mengakibatkan proteksi tegangan lebih bekerja.
Dekelerasi waktu hanya singkat dari pada penurunan waktu alami jika resistor
pengereman dinamik telah dipasang.
7. Kenaikan torsi
awal : dapat
dipilih jika beban
menunjukan pengereman torsi. Fitur ini harus digunakan secara hati-hati
untuk mencegah kelebihan kemagnitan motor pada kecepatan rendah. Pengesetan
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan motor panas yang berlebihan. Hanya
kenaikan torsi yang cukup harus dipilih, untuk meyakinkan bahwa VFD melampaui
pengereman torsi pada beban awal.
Banyak pengesetan yang mendasar pada VFD
digital moderen. Uraian diatas sangat penting dan harus diperiksa sebelum mulai
dijalankan. Parameter tetap biasanya bisa terjadi kegagalan pengesetan yang
akan memungkinkan terjadi pada kebanyakan aplikasi tertentu. Bagaimanapun,
hal ini
harus diperiksa dan diatur
agar pengoperasian menjadi
optimal.
No comments:
Post a Comment