Dec 1, 2015

Penyesalan Anakarung Rengngenngriale Lingkungan Saoraja Arumpone

Keesokan harinya , cahaya bersinar matahari yang terang benderang memanggang kota Watampone , Petta Mayoroe’  Kakek Petta Sele’ belum keluar dari kamar. Tiba – tiba muncul rasa bersalah pada diri Petta Sele.’Tidak seperti biasanya terjadi sejak Petta Sele’ diajak tinggal bersama di Watampone. Mayoroe’ Bone atau kakek Petta Sele’ selalu bangun pagi.  Setelah shalat , biasanya sudah di halaman rumah. Mengamati satu persatu pohon kelapa dan menaksir pohon mana yang buahnya bisa diambil .Sesudah itu jika tidak harus menemani Arumpone , kakek Petta Sele’ menyibukkan diri melanjutkan menulis ”lontara” (silsilah keturunan Kerajaan) yang ditekuninya  selama ini. Ya “Dewatasewae” (Allah yang Maha Kuasa).  Petta Sele’ merasa berdosa.

Petta Sele’ mulai yakin jika kakeknya pasti telah tahu peristiwa semalam.Kakeknya pasti tahu I Bunga Rosi ketika kembali ke “saoraja”.Ia tahu ada seorang pertarungan yang terjadi dalam batin lelaki tua itu. Antara cucu kesayanga dan hukum adat yang harus ditegakkan dikerajaan itu.Jika diterapkan hukum mati atau pengasingan yang harus Petta Sele’ jalani. Jika tidak, mungkinkah seluruh penghuni saoraja  akan terkena laknat dan hukuman “Dewatasewae” .

Pagi itu  itu Petta Sele’ harus menenemui “anreguru loppona joae” di saoraja. Seorang sangat bijak, sehari – hari  tugasnya menjadi Komanda Kawal Arumpone . Selain itu ia berkewajiban mendidik putra raja, anak – anak dan kerabat raja, untuk mahir dalam ketangkasan perang.
Tidak seperti biasanya dalam sehari – hari “anregurutta” Maha Guru sangat bijak itu. Anregurutta membuka kesunyian dengan pelajaran pertama dengan memasang kuda – kuda , meminta Petta Sele’ atau anakarung lain untuk memulai pelajaran silat, cara menggunakan tombak sedang menunggang kuda. Anregurutta sebaliknya, membuka keheningan pagi itu dihalaman dengan petuah – petuah mengenai “pangngadareng” yang harus dijalankan oleh setiap anak karung.Bagaimana kewajiban memelihara ‘’siri”(Mahkota kehormatan) oleh “anakarung makkunrai” . Bagaimana nama raja dimuliakan. Bukan dengan kata – kata, tetapi dengan perbuatan. Patta Sele meresapi petuah itu. Ia memisahkkan diri dari anakarung lain dan duduk sendirian.Indra sesempurna apa yang membuat mahaguru tahu kejadian – kejadian masih tersembunti itu?. Peristiwa semalam masih menjadi misteri yang ia aka simpan dan rahasiakan.

Dua purnama terlewatkan . Banyak peristiwa yang terjadi setelah itu dan semua tanpa terduaga. I Bunga Rosi di panggil pamannya bermukim  di Gowa . Berita sedih juga menimpa Petta Sele’ Mayoroe’ Bone , Kakek Petta Sele’ meninggal karena penyakit yang dideritanya. Semua ini membuat peristiwa yang telah dialami Petta Sele’ menjadi misteri. Menjadi sebuah kisah tanpa penutup
logoblog

No comments:

Post a Comment