Jan 13, 2023

Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi.

Dalam tahapan pembelajaran tentunya seorang guru akan memahami dan dituntut untuk menguasai dan bisa memetakan kebutuhan belajar murid yang kita lihat lewat tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid. Kebutuhan belajar murid ini harus selalu menjadi dasar bagi praktek pembelajaran diferensiasi yang kita lakukan di kelas.

Sekarang kita akan membahas mengenai strategi pemebelajaran berdiferensiasi yang bisa kita lakukan berdasarkan tiga pemetaan kebutuhan tersebut. Setelah kita mengidentifikasi kebutuhan belajar murid kita maka kita kemudian dapat menentukan strategi pembelajaran diferensiasi yang ingin kita lakukan. Pembelajaran diferensiasi itu sendiri bisa kita lakukan dalam beberapa strategi. Namun dalam tulisa ini kita akan fokus pada tiga strategi saja  Ketiga strategi yang dimaksud adalah adalah yaitu yang 1) diferensiasi konten 2) diferensiasi proses dan 3 diferensiasi produk. 

Untuk memahami lebih silakan baca artikel ini smapai tuntas satu persatu. Sebelum lanjut membaca tentang diferensiasi konten kita harus mengetahui terlebih dahulu sebenarnya konten itu apa sih. Konten itu adalah apa yang kita ajarkan kepada murid-murid kita. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap tingkat kesiapan, minat atau profil belajar murid yang berbeda atau juga terhadap kombinasi dari kesiapan, minat dan profil belajar murid. Jika kita  masih ingat Carol Ann Tomlinson memberikan kita alat yang disebut equalizer yang dapat membantu guru mengukur readiness atau kesiapan murid Coba kita lihat equalizer berikut ini:




Jika memetakan kebutuhan berdasarkan kesiapan murid, maka kita perlu menentukan jenis informasi yang harus disiapkan. Siapa yang perlu diberikan bahan-bahan belajar yang sifatnya Foundational dan siapa yang akan kita berikan bahan-bahan belajar yang jenis informasinya bersifat transformatif atau transformational. Bahan-bahan belajar yang bersifat foundational atau mendasar, misalnya dasar-dasar, fakta umum, dan prinsip-prinsip.  Jadi sifat dari informasi, ide-ide atau teks yang harus diakses oleh mereka juga harus di level yang mendasar. Sementara disisi lain untuk murid yang sudah siap mempelajari materi yang lebih bersifat transformational maka kita harus siapkan bahan ajar yang sesuai yang memungkinkan mereka

Untuk mengembangkan ide-ide, misalnya kita dapat memberikan mereka tantangan research question, pertanyaan-pertanyaan pemandu yang membantu mereka mengembangkan pemahaman dan memperluas ide secara lebih dalam dan lebih jauh lagi. Kita juga dapat melihat kesiapan murid dari sisi mereka sudah siap untuk belajar secara abstract atau mereka masih perlu belajar dan berpikir secara concrete, saat belajar murid perlu merasa familiar dengan informasi atau materi - materi penting yang sedang dipelajari sebelum dapat bergerak melihat implikasi makna atau keterhubungan antar materi.

Saat mereka masih berada dalam tahapan belajar secara konkrit, maka guru perlu menyiapkan bahan-bahan belajar yang konkrit. Misalnya saat kita mengajarkan anak-anak kelas 1 SD tentang konsep nilai tempat, maka kita bisa menyediakan manipulatif stik es krim, multiblock dan sebagainya. Sementara untuk sebagian murid lainnya yang mungkin sudah familiar dengan ide-ide dan konsepnya. Mereka sudah bisa diberikan lewat gambar atau bahkan sudah bisa langsung mengerjakan lembar kerja. Saat murid sudah memahami informasi secara konkrit, penting bagi mereka untuk bergerak ke tingkatan yang lebih kompleks agar murid dapat melihat keterkaitan antar konsep atau gagasan. 

Diferensiasi konten juga bisa dilakukan berdasarkan minat murid misalnya saat belajar tentang teks narasi. Guru dapat menyediakan murid-muridnya berbagai teks dengan topik tentang hal-hal yang disukai murid. Sementara itu, diferensiasi konten berdasarkan profil belajar, dapat kita lakukan misalnya dengan memastikan bahwa murid kita dapat mengakses materi ajar tersebut sesuai dengan gaya belajarnya. Sebagai contoh , murid yang memiliki gaya belajar visual, mungkin akan belajar dengan lebih baik jika materinya diberikan dalam bentuk gambar. Sementara untuk mereka yang auditory, materinya dapat diberikan dalam bentuk audio.

Strategi diferensiasi kedua yang bisa kita lakukan adalah diferensiasi proses. Yang dimaksud proses di sini mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau memaknai informasi atau materi yang dipelajari. Saat kita telah memetakan kebutuhan belajar murid yang kemudian harus kita pikirkan adalah kebutuhan tersebut bisa dipenuhi, caranya seperti apa, prosesnya seperti apa. Yang perlu disiapkan agar kita mengetahui bahwa setiap murid belajar. Apakah murid-murid kita akan bekerja Mandiri atau dalam kelompok. Kita perlu juga berpikir tentang seberapa banyak jumlah bantuan yang kita berikan kepada murid-murid kita. Siapa saja yang memerlukan banyak bantuan. Siapa yang cukup kita berikan bantuan dalam bentuk pertanyaan pemandu dan mereka kemudian bisa bekerja dengan Mandiri.

Semua hal tersebut harus dipertimbangkan sebagai bagian dari skenario pembelajaran yang kita rancang. Ada banyak cara kita dapat melakukan diferensiasi proses misalnya yang pertama kita dapat menggunakan kegiatan berjenjang dimana semua murid bekerja membangun pemahaman dan keterampilan yang sama tetapi dilakukan dengan berbagai tingkat dukungan tantangan atau kompleksitas yang berbeda-beda. Kedua kita dapat menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat. 

Sudut-sudut minat yang kita siapkan dikelas ini akan mendorong murid untuk mengeksplorasi berbagai sub materi yang terkait dengan topik yang sedang dipelajari yang menarik minat mereka. Misalnya saat mempelajari jenis-jenis karangan, kita bisa minta murid membuat karangan yang terkait dengan minat mereka. Jika mereka memiliki minat dalam bidang olahraga, mereka boleh duduk disudut olahraga, disana mereka akan diberikan berbagai pertanyaan yang terkait dengan olahraga. Beberapa pertanyaan pemandu kemudian dapat kita berikan sesuai level kemampuan mereka. Yang ketiga membuat agenda individual untuk murid misalnya guru dapat membuat daftar tugas yang berisi pekerjaan umum untuk seluruh kelas serta daftar pekerjaan yang terkait dengan kebutuhan individual murid. Jika murid telah selesai mengerjakan pekerjaan umum maka mereka dapat melihat agenda individual dan mengerjakan pekerjaan yang dibuat khusus untuk mereka. Kempat adalah memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas untuk memberikan dukungan tambahan bagi murid-murid yang kesulitan atau sebaliknya mendorong murid yang cepat untuk mengejar topik secara lebih mendalam. Contoh selanjutnya misalnya mengembangkan kegiatan bervariasi yang mengakomodasi beragam. Ia belajar visual, auditori dan kinestetik. Contoh selanjutnya menggunakan pengelompokan yang fleksibel yang sesuai dengan kesiapan kemampuan dan minat. 

Setelah membaca materi tadi kita mengenai diferensiasi konten dan diferensiasi proses. Sekarang baca dengan saksama strategi diferensiasi yang ketiga yaitu diferensiasi produk. Ketika kita bicara tentang diferensiasi produk maka kita akan memikirkan tentang tagihan apa yang kita harapkan dari murid. Produk ini adalah hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan oleh murid kepada kita . 

Produk adalah sesuatu tangible atau yang nyata yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan atau tulisan atau hasil tes atau pertunjukan atau presentasi atau pidato rekaman diagram dan sebagainya. Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid dan berhubungan dengan tujuan pembelajaran diferensiasi yang diharapkan. Cara mendiferensia produk adalah kita dapat melakukan diferensiasi produk dengan berbagai cara namun sama seperti jenis-jenis diferensiasi yang lainnya. Maka kembali lagi kita perlu mempertimbangkan kebutuhan belajar murid kita terlebih dahulu sebelum menentukan penugasan produk ini. Penugasan produk harus membantu murid baik secara individu atau dalam kelompok, memikirkan Kembali, menggunakan dan memperluas yang telah mereka pelajari selama periode waktu tertentu misalnya satu unit, satu semester, atau bahkan satu tahun. Produk penting bukan hanya karena mereka mewakili pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas tetapi juga karena mereka adalah elemen kurikulum yang paling langsung dapat dimiliki oleh murid. Pada dasarnya mendiferensiasi produk meliputi dua hal yaitu pertama memberikan tantangan dan keragaman atau variasi , yang kedua memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan apa sebenarnya ekspektasi yang diharapkan dari kwalitas pekerjaan. Seperti apa yang diinginkan konten, apa yang harus ada dalam produk mereka, bagaimana mereka harus mengerjakannya dan Apa sifat dari produk akhir yang diharapkan tersebut. 

Walaupun murid dapat memberikan informasi tambahan atau membantu guru memodifikasi prasyarat dari produk. Yang harus dihasilkan murid agar dapat sesuai dengan kesiapan minat, dan kebutuhan belajar individu. Namun gurulah yang tetap harus mengetahui dan mengkomunikasikan indikator kualitas yang diharapkan dari produk tersebut. 

Demikianlah penjelasan tiga strategi pembelajaran berdiferensiasi. Saya harap pembaca yang budiman mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini di dalam kelas. Jika Bapak Ibu masih memiliki saran, pendapat lain terkait pembelajaran diferensia jangan lupa menuliskan dikolom komentar tersebut dibawah.
logoblog

No comments:

Post a Comment