Jun 2, 2020

Pentingnya “Budaya Akademik” Bagi Guru

Sejatinya, dalam menularkan dan mentransfer ilmu kepada para murid, setiap guru juga mesti selalu melakukan perubahan dan memperbaiki diri, terutama dalam meng-upgrade kemampuan mengajarnya. Hal ini tentunya tidak terlepas dari “Budaya Akademik” yang patut dibiasakan dikalangan guru. Secara umum budaya akademik tersebut terdiri dari 3 hal, yaitunya : Membaca, Menulis, dan Diskusi.  Ketiga aspek ini, sangat berpengaruh dalam memacu kompetensi dan meningkatkan kapasitas guru dalam mengajar, selain kegiatan-kegiatan tambahan lainnya, apakah itu pelatihan, penelitian lapangan, dan lain sebagainya. Tiga kebiasaan pokok ini, adalah kegiatan penting  yang patut dibiasakan, dimana pada kondisi kekinian menurut beberapa survey yang pernah dilakukan, para guru masih minim akan hal-hal tersebut. 

Latar belakang mesti dan harusnya para guru membiasakan budaya akademik adalah, pertama : ilmu pengetahuan yang sifatnya dinamis dan selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, para guru tidak bisa memberikan materi yang bertahan pada referensi atau buku yang ada di sekolah saja, tetapi bisa juga menggali ilmu-ilmu terbaru sebagai sebuah perbandingan atau melengkapi yang sudah ada, sejauh batasan kompetensi yang diberikan tidak melebar dari kurikulum yang diberikan. Alasan kedua yang mendasari guru mesti membiasakan budaya akademik adalah, para guru butuh team atau orang-orang disekitarnya yang bisa memberikan masukan dan arahan terkait dengan cara atau metode guru tersebut dalam melakukan proses pembelajaran. Ketiga, hal yang cukup penting dilakukan oleh guru selain menghadapi siswa sebagai kewajiban tugasnya mengajar adalah para guru juga mesti mampu menularkan hal-hal positif kepada guru-guru lain atau orang-orang disekitarnya, terkait fenomena-fenomena yang ditemukan dilapangan, agar nantinya orang lain juga bisa belajar dan mendapatkan masukan-masukan dari apa yang pernah dan telah dilakukan oleh guru yang bersangkutan.

Ketiga latar belakang tersebut, tentunya bisa tertuang dalam 3 kebiasaan akademik diatas, yaitunya membaca, menulis dan berdiskusi. Dalam mengasah dan meningkatkan keilmuannya, para guru perlu banyak membaca buku, bukan saja buku yang berhubungan dengan materi ajar, tetapi juga buku-buku yang nantinya bisa menunjang pengetahuan guru dalam menghadapi siswanya di kelas atau disekolah. Ilmu terapan yang hari ini dikurikulum terkadang tidak tercantum, seperti bagaimana menghadapi psikologi perkembangan siswa, bagaimana menghidupkan kelas yang ceria, serta bagaimana mensinergikan pendidikan antara guru,siswa dan orang tua tentunya mesti didapatkan dengan membaca buku-buku tambahan yang mutlak dan mesti tuntas oleh guru.

Pada kebiasaan menulis, poin ini tentunya bertujuan untuk menularkan hal-hal positif dari seorang guru kepada guru yang lain atau para pembaca. Menulis tentunya membutuhkan ide dan gagasan yang cemerlang dari kasus-kasus yang ditemui dilapangan sebagai acuan. Ketika menulis, guru mesti mampu mengalirkan pesan lewat tulisannya, yang nanti bisa menarik simpati pembaca. Untuk mampu menulis sebuah gagasan yang cemerlang, memang dalam beberapa kasus guru masih kesulitan dalam merangkai ide dan kalimat. Ini tentunya butuh pembiasaan dan jam terbang serta memperbanyak bahan bacaan. Sebuah tulisan yang dimunculkan oleh guru, bisa disebar apakah lewat media surat kabar, media online, web / blog pribadi atau juga bisa tulisan berupa riset yang nantinya bisa diarsipkan dan dipakai oleh khalayak ramai.

Berikutnya, dalam memecahkan sebuah persoalan serta meriview kemampuan seorang guru dalam mengajar, para guru mesti membiasakan budaya Diskusi. Diskusi yang dimaksud adalah lebih bersifat ilmiah dan terarah, bukan diskusi-diskusi lepas yang tidak membahas persoalan pendidikan. Dalam kegiatan diskusi ini, banyak ide-ide yang bisa dirangkai untuk mengambil sebuah keputusan yang cemerlang jika dibandingkan ide tersebut hanya ada dan bergerak pada seorang guru saja. Sehingga dengan berdiskusi, para guru mampu menghasilkan sebuah karya yang cemerlang secara bersama-sama. Apakah itu tentang kemajuan sekolah, ataupun untuk para anak didik mereka.*  

logoblog

No comments:

Post a Comment