Apr 25, 2025

Ken Arok: Anak Desa yang Menjadi Raja

Masa hidup Ken Arok muda bersamaan dengan berkuasanya Raja Kediri yang bernama Kertajaya. Kerajaan Kediri saat itu terbagi menjadi beberapa daerah, salah satunya adalah Tumapel. Daerah Tumapel terletak di sebelah timur Gunung Kawi dan dikepalai oleh seorang akuwu. Akuwu adalah gelar bagi penguasa daerah bagian di Kerajaan Kediri, setingkat dengan adipati/bupati. Akuwu yang mengepalai Tumapel bernama Akuwu Tunggul Ametung.


Tersebutlah seorang anak desa bernama Ken Arok. Ken Arok merupakan anak seorang perempuan tani bernama Ken Endok Tidak jelas siapa bapak Ken Arok. Terdapat dua versi yang meng iringi cerita seputar kelahiran Ken Arok. Versi pertama me ngatakan bahwa Ken Arok adalah anak Dewa Brahma. Suatu ketika, Ken Endok didatangi oleh Dewa Brahma saat hendak mengantarkan makanan untuk suaminya di sawah. Suami Ken Endok ini bernama Gajah Para Gajah Para tidak mengetahui bahwa istrinya telah ditemui Dewa Brahma. Ken Endok dilarang oleh Sang Dewa untuk menceritakan pertemuan itu kepada siapa pun, termasuk suaminya. Lima hari setelah peristiwa itu, Gajah Para meninggal dunia. Tentu saja ia tidak sempat mengetahui cerita kedatangan Dewa Brahma itu. Dalam pertemuan dengan Dewa Brahma, Ken Endok diberitahu bahwa kelak ia akan me ngandung seorang anak yang istimewa. Anak itu akan menjadi raja yang menguasai seluruh Pulau Jawa. Kemudian, Ken Endok pun mengandung. Setelah sembilan bulan mengandung, tibalah saat kelahiran bayinya. Singkat cerita, bayi yang dilahirkan itu diberi nama Ken Arok.

Ken Arok dilahirkan di Desa Pungkur, sebelah timur Gunung Kawi. Sesuai dengan perintah Dewa Brahma, setelah dilahirkan, Ken Arok dibuang oleh ibunya di kuburan. Ken Arok memiliki keistimewaan, yaitu dapat memancarkan cahaya. Suatu ketika, seorang pencuri bernama Lembong melewati kuburan itu. Pencuri itu melihat celorot cahaya di sana. Dari jauh ia melihat benda bercahaya itu bergerak-gerak. Lembong tertarik untuk mendekati benda tersebut. Ketika didekati, ternyata benda yang memancarkan canaya tersebut adalah seorang bayi Maka dibawalah bayi itu. kemudian diangkat menjadi anaknya

Ken Arok kecil dididik ala kehidupan seorang pencuri. Tidak jarang ia ikut mencuri bersama-sama gerombolan ayah angkatnya. Setelah remaja kehidupan Ken Arok selalu dipenuhi dengan kekacauan la sering berbuat onar baik di dalam maupun di luar kampung Kenakalannya tidak tanggung-tanggung, mulai dari mengganggu perempuan, mencuri, merampok, hingga melakukan pembunuhan. Penduduk Tumapel tidak heran ketika mendengar adanya kekacauan. Mereka sudah menduga bahwa yang membuat kericuhan itu tentu Ken Arak dan kawan-kawannya Akhirnya, orang-orang Tumapel mulai gerah, Ken Arok pun menjadi buruan la kemudian hidup sebagai buronan. Namun anehnya, selalu saja ada orang yang membantunya Salah satu penolongnya adalah seorang brahmana yang bernama Danghyang Lohgawe Ketika orang-orang mengejar dan hampir saja menangkap Ken Arok, Lohgawe buru-buru menyembunyikannya. Ketika ditanya, Lohgawe mengatakan tidak tahu menahu mengenai Ken Arok Lohgawe seringkali membantu Ken Arok, baik dalam bentuk tenaga maupun pikiran. Bahkan, setelah dewasa, Ken Arok dapat mengabdi kepada Tunggul Ametung atas nasihat dan bantuan dari Lohgawe

Versi kedua mengenai asal-usul Ken Arok menyebutkan bahwa sesungguhnya Ken Arok adalah keturunan Tunggul Ametung. Ibu Ken Arok tidak didatangi Dewa Brahma, namun diperkosa oleh Tunggul Ametung. Adapun suaminya, Gajah Para, kemudian dibunuh. Sebagai penguasa, Tunggul Ametung bebas melakukan canaya tersebut adalah seorang bayi Maka dibawalah bayi itu. kemudian diangkat menjadi anaknya

Ken Arok kecil dididik ala kehidupan seorang pencuri. Tidak jarang ia ikut mencuri bersama-sama gerombolan ayah angkatnya. Setelah remaja kehidupan Ken Arok selalu dipenuhi dengan kekacauan la sering berbuat onar baik di dalam maupun di luar kampung Kenakalannya tidak tanggung-tanggung, mulai dari mengganggu perempuan, mencuri, merampok, hingga melakukan pembunuhan. Penduduk Tumapel tidak heran ketika mendengar adanya kekacauan. Mereka sudah menduga bahwa yang membuat kericuhan itu tentu Ken Arak dan kawan-kawannya Akhirnya, orang-orang Tumapel mulai gerah, Ken Arok pun menjadi buruan la kemudian hidup sebagai buronan. Namun anehnya, selalu saja ada orang yang membantunya Salah satu penolongnya adalah seorang brahmana yang bernama Danghyang Lohgawe Ketika orang-orang mengejar dan hampir saja menangkap Ken Arok, Lohgawe buru-buru menyembunyikannya. Ketika ditanya, Lohgawe mengatakan tidak tahu menahu mengenai Ken Arok Lohgawe seringkali membantu Ken Arok, baik dalam bentuk tenaga maupun pikiran. Bahkan, setelah dewasa, Ken Arok dapat mengabdi kepada Tunggul Ametung atas nasihat dan bantuan dari Lohgawe

Versi kedua mengenai asal-usul Ken Arok menyebutkan bahwa sesungguhnya Ken Arok adalah keturunan Tunggul Ametung. Ibu Ken Arok tidak didatangi Dewa Brahma, namun diperkosa oleh Tunggul Ametung. Adapun suaminya, Gajah Para, kemudian dibunuh. Sebagai penguasa, Tunggul Ametung bebas melakukan apa pun sesuka hati, la selalu dapat terbebas dari hukuman. Di sisi lain, Ken Arok sebagai anak penguasa juga leluasa melakukan keonaran tanpa dapat dijerat hukuman. Karena itu pula Ken Arok lebih mudah memasuki lingkungan penguasa Tumapel.

Pada suatu ketika, Ken Arok bertemu dengan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung yang sangat cantik. Ken Dedes tampak cantik dengan kulitnya yang bersih, halus, dan kuning langsat. Ken Arok jatuh cinta kepada Ken Dedes pada saat pertama kali melihatnya. Ketika itu, Ken Dedes tengah turun dari kereta kuda. Tiba-tiba saja kain yang dikenakan Ken Dedes terbuka sehingga betis yang ditutupi kain tersebut terlihat. Pada saat itulah Ken Arok melihat betis Ken Dedes yang bercahaya. Ken Arok langsung tertarik untuk memiliki Ken Dedes. Maka timbullah niat jahat dalam hati Ken Arok. la kemudian menyusun siasat untuk membunuh Tunggul Ametung

Ken Arok memikirkan cara agar dapat menyingkirkan Tunggul Ametung tanpa diketahui orang lain. Mulanya ia meminta saran ke-pada ayah angkatnya, Lembong. Melalui saran Lembong, rencana jahat Ken Arok dimulai, Lembong menyarankan agar Ken Arok menemui seorang ahli keris yang bernama Mpu Gandring. Lem-bong mengatakan, keris buatan Mpu Gandring sangat istimewa. Keris itu mampu membunuh korban hanya dengan sekali tusukan. Ken Arok sangat senang mendengar saran tersebut. Segera saja ia menemui Mpu Gandring. Setelah bertemu dengan Mpu Gandring, ia mengatakan bahwa ia sedang membutuhkan sebilah keris. Ke-tika ditanya untuk apa keris itu, Ken Arok berbohong, la beralas-an bahwa keris itu akan digunakan untuk melindungi diri. Mpu Gandring akhirnya setuju untuk membuat keris tersebut. Namun, ta mengajukan syarat agar Ken Arok bersedia menunggu dan mem-berinya waktu selama satu tahun. Waktu yang dibutuhkan begitu lama sebab Mpu Gandring akan membuat keris itu dengan sung-guh-sungguh, la memerlukan waktu untuk bersemedi memohon petunjuk dari dewata, juga untuk memilih besi terbagus. Konon, besi tersebut langsung diturunkan dari negeri dewata

Ken Arok menyepakati syarat dari Mpu Gandring. Namun, belum mencapai satu tahun, Ken Arok sudah tidak sabar. la segera menemui Mpu Gandring. Sesampainya di sana, Ken Arok langsung memaksa Mpu Gandring untuk menyerahkan keris tersebut. Mpu Gandring tentu saja menolak dan mengatakan bahwa keris tersebut belum selesai karena memang belum diberi gagang dan sarung pembungkus Ken Arok benar-benar tidak sabar. la tidak peduli dengan alasan Mpu Gandring. Tanpa diduga, Ken Arok langsung merebut keris tersebut. Mpu Gandring mencoba menghalangi, namun Ken Arok lebih gesit. Akhirnya, terjadilah perkelahian antara keduanya. Ken Arok akhirnya berhasil merebut keris itu lalu menghunjamkannya ke dada Mpu Gandring. Keris itu sangat ampuh. Dengan sekali tusukan saja, Mpu Gandring menemui ajalnya. Namun sebelum meninggal, dalam kondisi terhuyung-huyung, Mpu Gandring mengeluarkan kutukannya kepada Ken Arok.

"Hei, Arok. Sekarang kau bunuh aku. Tapi nanti, kamu beserta anak cucumu sampai tujuh turunan akan mati oleh keris ini pula!" kutuk Mpu Gandring.

Mendengar kata-kata itu, Ken Arok tidak peduli. la pikir, kata-kata orang yang sekarat tidak akan berpengaruh apa-apa. Setelah membunuh Mpu Gandring, ia bergegas meninggalkan tempat itu. Tiba di Tumapel, Ken Arok lalu menyusun rencana lanjutan. la menyembunyikan keris itu dari perhatian orang, lalu berpura-pura memberikan keris itu kepada Kebo Hijo sebagai hadiah. Keris buatan Mpu Gandring itu terlihat sangat indah setelah disempurnakan. Hiasan pegangan keris itu berbentuk kepala ular Karena itulah, Kebo Hijo sangat senang menerima hadiah tersebut. Saking senangnya, keris itu ia pamerkan ke semua orang sehingga semua mengira bahwa keris buatan Mpu Gandring yang terkenal saktı itu adalah milik Kebo Hijo

Setelah taktiknya berjalan, mulailah Ken Arok melaksanakan niatnya. Pada suatu malam, Ken Arok mengambil kembali keris buatan Mpu Gandring tersebut tanpa diketahui Kebo Hijo. Saat itu, Kebo Hijo sedang tertidur. Dengan hati-hati Ken Arok mencuri keris itu lalu membawanya menuju kediaman Tunggul Ametung Setiba di sana, Ken Arok mengendap-endap masuk ke kamar Tunggul Ametung. Dihunusnya keris itu dan ditusukkannya ke tubuh sang Akuwu. Tanpa melakukan perlawanan sedikitpun, Tunggul Ametung akhirnya tewas seketika

Esok harinya, Tunggul Ametung ditemukan tewas dengan keris buatan Mpu Gandring masih tertancap di tubuhnya. Untuk memuluskan taktiknya, Ken Arok sengaja meninggalkan keris itu di tubuh Tunggul Ametung Orang-orang segera mengenali bahwa keris itu milik Kebo Hijo. Mereka langsung menuduh bahwa pelaku pembunuhan adalah Kebo Hijo. Kebo Hijo yang difitnah kemudian menjadi tersangka, sedangkan Ken Arok bebas dari hukuman. Ken Arok berhasil melaksanakan niatnya tanpa ada yang curiga dengan kejahatannya itu.

Setelah membunuh Tunggul Ametung. Ken Arok lalu berusaha untuk menduduki jabatan sebagai Akuwu Tumapel. Usahanya berhasil dan kemudian dengan mudah dapat menikahi Ken Dedes. Setelah menjadi pemimpin Tumapel, Ken Arok mulai melakukan perluasan kekuasaan. Usaha pertama yang dilakukannya adalah penaklukan Kerajaan Kediri. Penaklukan tersebut awalnya dipicu oleh kedatangan para brahmana dari Kediri yang meminta Ken Arok untuk menaklukkan Raja Kediri, Kertajaya. Persengketaan antara para brahmana dengan Raja Kediri itu dipicu oleh perintah Kertajaya agar menyembah dirinya. Para Brahmana tersinggung, tidak terima dengan perintah Raja Kertajaya. Maka mereka mendatangi Ken Arok untuk memintanya menaklukkan Raja Kediri tersebut. Mereka berjanji sepenuhnya untuk mendukung Ken Arok Kemudian pecahlah perang yang berakhir dengan kemenangan Ken Arok. Kediri akhirnya menyerah pada tahun 1222 M atau 1144 Saka.

Kemenangan Ken Arok atas Kediri membuatnya berani me-mutuskan untuk menaklukkan daerah-daerah lainnya. Setelah menaklukkan Kediri, Ken Arok mulai menyerang wilayah Jenggala, lalu mendirikan kerajaan baru yang diberi nama Singasari. Ken Arok kemudian muncul sebagai penguasa baru yang disegani dan ditakuti lawan-lawannya. Namun, tidak lama setelah kejayaannya tersebut, Ken Arok terbunuh pada tahun 1227. Setelah meninggal, sosok Ken Arok diabadikan dalam Kegenengan dengan arca Siwa.

Dari pernikahannya dengan Ken Dedes, Ken Arok dikaruniai empat anak, yaitu Mahisa Wonga Teleng, Panji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu. Selain menikah dengan Ken Dedes,Ken Arok menikah pula dengan Ken Umang. Dari pernikahannya itu, ia dikarunia empat orang anak, yaitu Panji Tohjaya, Panji Sudhatu, Panji Wregola, dan Dewi Rambi.

logoblog

No comments:

Post a Comment