Apr 30, 2025

TEORI MULTIPLE INTELLIGENCE

Howard Gardner, seorang profesor psikologi dari Universitas Harvard Amerika Serikat mengingatkan kita semua bahwa skaia kecerdasan yang selama ini digunakan seperti IQ ternyata memiliki banyak keterbatasan dan tidak mampu meramalkan kesuksesan seseorang di masa depannya. Berdasarkan hasil penelitiannya selama lebih dari 30 tahun, Professor Gardner menyimpulkan bahwa spektrum cerdas itu sangat luas. Howard Gardner kemudian mengemukaan teori kecerdasan ganda yang ditulis dalam bukunya yang sangat terkenal Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences yang diterbitkan pada tahun 1983. Teori tersebut menyatakan bahwa setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing yang menjadi keunikannya sehingga tidak terbandingkan anak yang satu dengan yang lain.


Howard Gardner mengelompokkan setiap kecerdasan anak ke dalam delapan jenis kecerdasan, yakni:

  1. Kecerdasan Matematika-Logika
  2. Kecerdasan Bahasa
  3. Kecerdasan Visual
  4. Kecerdasan Musikal
  5. Kecerdasan Kinestetik
  6. Kecerdasan Inter-personal
  7. ecerdasan Intra-personal
  8. Kecerdasan Naturalistik


Perbedaan kelompok-kelompok kecerdasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kecerdasan Matematika-Logika

Kecerdasan ini memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir menurut aturan logika. Mereka yang cerdas matematika-logika memiliki kemampuan matematika seperti berhitung, menyukai permainan yang membutuhkan penalaran logika seperti catur dan sebagainya. Anak-anak dengan kecerdasan matematika-logika suka menganalisis, mempelajari sebab-akibat terjadinya sesuatu, dan berpikir secara logis dan konseptual.


2. Kecerdasan Bahasa

Kecerdasan bahasa pada seorang anak menunjukkan kemampuan di bidang bahasa dan sastra. Anak yang cerdas bahasa lebih cepat menguasai bahasa asing dengan kemampuan yang sangat tinggi baik verbal maupun tulisan, Mereka umumnya senang membaca, menulis karangan, membuat puisi, dan sebagainya. Mereka memilik daya ingat yang kuat dan cenderung lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi.


3. Kecerdasan Musikal

Kecerdasan musikal menunjukkan kemampuan seseorang di bidang musik dan peka terhadap suara-suara non verbal seperti nada dan irama. Anak yang cerdas musik senang mendengarkan musik, memiliki kemampuan mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasannya yang berkaitan dengan musik.


4. Kecerdasan Visual Spasial

Kecerdasan ini memuat kemampuan seseorang dalam memahami hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak yang cerdas visual memiliki kemampuan imajinasi ruang, melukis dan menciptakan bentuk-bentuk visual seperti memahat, mendesain 3D, visual grafis, membuat animasi, dan rancangan arsitektur.


5. Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan kinestetik memuat kemampuan seseorang secara aktif menggunakan gerak tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Anak yang cerdas kinestetik memiliki keunggulan seperti dalam berolah-raga, menari, akrobat, dan bermain sulap.


6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang peka terhadap perasaan orang lain. Kecerdasan ini sering juga disebut sebagai kecerdasan sosial. Mereka yang cerdas inter-personal memiliki keunggulan dalam memimpin, berorganisasi, memahami dan berinteraksi dengan orang lain, memperoleh simpati, mudah bergaul, dan sebagainya.


7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal menunjukkan kemampuan peka terhadap perasaan dirinya sendiri dan mengenali kekuatan serta kelemahan dirinya. Mereka senang melakukan introspeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahannya, kemudian mencoba untuk memperbaiki diri. Beberapa di antaranya suka menyendiri merenung, menyukai kesunyian dan berdialog dengan dirinya sendiri.


8. Kecerdasan Naturalistik

Kecerdasan naturalistik menunjukkan kemampuan kepekaan terhadap alam. Mereka yang cerdas naturalis senang berada di lingkungan alam terbuka seperti pantai, gunung, hutan, dan sebagainya. Mereka juga suka melakukan observasi terhadap alam, seperi observasi hutan, flora fauna, benda-benda antariksa, dan sebagainya.


Teori kecerdasan ganda ini memberikan penjelasan yang lebih mendasar tentang keunikan perkembangan anak, bahwa setiap anak memiliki keunikan tersendiri dengan proses perkembangan yang berbeda namun istimewa bagi setiap anak. Kabar ini tentu saja membawa harapan bagi para orangtua yang ingin anaknya berprestasi sesuai dengan potensi kecerdasannya yang dimilikinya. Berdasarkan teori ini maka orangtua tidak perlu menuntut anaknya berprestasi pada pelajaran tertentu apalagi terhadap semua pelajaran, tetapi lebih baik memfokuskan pada pengembangan bidang tertentu yang menjadi potensi keunggulan anak.

Selain mengemukakan gagasan kecerdasan ganda, Edward Gardner juga mengingatkan pada kita tentang kelemahan teori kecerdasan konvensional yang mengukur kecerdasan seseorang hanya berdasarkan tes intelegensi yang sempit, seperti tes 1Q atau ujian yang dilakukan oleh sekolah. Gardner menyampaikan bahwa ukuran tersebut sering kali gagal digunakan untuk memprediksi tingkat kesuksesan seseorang di masa depan. Karena itu bagi orangtua yang anaknya tidak memiliki IQ tinggi sebaiknya tidak perlu panik, karena banyak orang sukses justru dari jenis kecerdasan yang lain, seperti kecerdasan kreativitasnya (creativity quotient), kecerdasan moralnya (adversity quotient), kecerdasan spiritualnya (spiritual quotient), atau kecerdasan emosinya (emotional intelligence).

Banyak hasil riset juga menunjukkan bahwa orang-orang yang sukses saat ini justru dulunya termasuk yang tidak sukses di sekolahnya. Lihat saja orang-orang seperti Thomas Alfa Edison dan Michael Faraday yang tidak pernah tamat sekolah, demikian juga dengan Buya Hamka di Indonesia yang terkenal dengan berbagai karyanya yang luar biasa. Kita juga bisa lihat, betapa banyak teman-teman sekolah kita yang kini sukses dan memberikan lapangan kerja bagi banyak orang dulunya termasuk anak-anak yang dianggap bermasalah di sekolah. Hal ini bukan bermaksud menyepelekan peran sekolah, tetapi kita perlu melihat bahwa banyak hal-hal di luar kompetensi yang diajarkan di sekolah yang bisa mendukung kesuksesan seseorang.

logoblog

No comments:

Post a Comment