Sekarang coba perhatikan sekolah mereka, di mana anak-anak seharian berada di sana. Apakah sekolah mereka ramah anak?
Perhatikan berapa jumlah mata pelajaran yang harus dikuasai, berapa lama waktu belajarnya, bagaimana beban pekerjaan rumah (PR) yang masih harus dikerjakannya, kurikulum, kualitas gurunya, dan bagaimana pula sarana dan prasarananya? Lalu tanyakan pada siswa apakah lingkungan belajarnya menyenangkan sesuai keinginannya?Saat ini banyak sekolah-sekolah yang masih mengutamakan hasil belajar daripada proses belajar. Para guru banyak yang hanya memikirkan bagaimana murid-muridnya bisa lulus ujian. Akibatnya mereka banyak yang lebih fokus untuk men-drill soal-soal latihan untuk persiapan ujian. Anak-anak juga lebih banyak diarahkan untuk "menghafal", bukan pada pemahaman atau penguasaan keterampilan proses pembelajaran. Akibatnya sangat minim proses kreatif yang melibatkan anak. Padahal suasana seperti itu sangat penting untuk menggali dan peningkatan potensi anak.
Hal lain yang patut diperhatikan adalah atmosfer akademik di sekolahnya. Bagaimana anak-anak akan senang belajar kalau suasananya sekolah tidak ramah, kualitas pengajaran gurunya tidak menarik, membosankan, atau otoriter terhadap siswa, sehingga ketika pelajaran dimulai anak-anak pun diliputi berbagai kecemasan, takut salah, takut dimarahi guru, dan takut tidak lulus ujian. Lalu bagaimana agar anak kembali senang belajar?
No comments:
Post a Comment