Uji kompetensi guru (UKG) sudah berjalan tiga hari. Catatan
sementara dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah lebih
dari 527 ribu orang guru mengikuti UKG di seluruh Indonesia. Namun nilai UKG
yang terangkum sementara masih belum menunjukkan capaian memuaskan.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kementerian pendidikan dan Kebudayaan atau lebih dikenal dengan nama Kemendikbut dalam hal ini bapak
Sumarna Suryapranata mengatakan nilai UKG memang belum dirangkum secara
keseluruhan. Sebab sejumlah daerah ada yang belum menjalankan ujian tahunan
itu. Selain itu jumlah guru yang sudah mengikuti UKG baru sekitar seperempat
dari total sasaran.
Pejabat yang akrab disapa Pranata itu mengatakan sampai hari
ketiga pelaksanaan, belum ada rekor nilai UKG sempurna atau 100. ''Nilai paling tinggi rata-rata ada di atas 80 sampai 85,''
katanya di kantor Kemendikbud kemarin. Pranata kemarin baru saja kembali dari
kunjungan pemantauan Uji Kompetnsi Guru (UKG) di wilayah Batam Riau.
Meskipun belum ada rekor nilai UKG yang fantastis atau mendapatkan nilai sempurna, Pranata
mengatakan Kemendikbud tidak mempermasalahkannya. Sebab dia mengingatkan, di
dalam UKG tidak dikenal sebutan lulus atau tidak lulus. Meskipun ada nilai
acuan minimal 55, hanya digunakan sebagai patokan guru dengan kompetensi bagus
dan jelek.
Dia " Sumarna Suryapranata " belum menganalisa secara detail penyebab nilai UKG belum
ada yang maksimal. Tetapi dari informasi yang dia terima, banyak guru
mengeluhkan kesulitan mengerjakan jenis soal pedagogik atau kependidikan.
Sebaliknya guru lebih lancar mengerjakan soal jenis professional sesuai dengan
mata pelajaraan yang diampu.
Pranata juga mengatakan ada laporan guru banyak yang
kesulitan menjawab soal mata pelajaran yang diampu. Kasus seperti ini biaasnya
dialami guru yang tidak pernah dirotasi. ''Guru yang mulai masuk sampai
sekarang di kelas itu-itu saja,'' katanya.
No comments:
Post a Comment