Dec 20, 2019

MEMANFAATKAN REFLEKSI PEMBELAJARAN UNTUK PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)

Pada pasal 11 Permenneg PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 disebutkan bahwa PKB, meliputi: (1) pengembangan diri, (2) publikasi Ilmiah, dan (3) karya inovatif. Pertanyaan berikutnya, bagaimana refleksi pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk mendukung guru dalam melaksanakan PKB? Tentu refleksi pembelajaran akan memberikan dampak besar bagi ketiga komponen PKB guru.

A. Pengembangan diri. 

Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi sesuai peraturan perundang‐undangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya. Dalam Permen PAN dan RB No. 16 Tahun 2009 memang disebutkan bahwa kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru untuk mencapai dan atau meningkatkan kompetensi profesi guru yang mencakup: kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial, dan profesional. Sekilas tidak ada hubungan antara pengembangan diri dengan refleksi pembelajaran. Namun jika dikaji lebih jauh, esensi pengembangan diri tentu proses terus menjadi lebih baiknya seorang guru dalam menjalankan tugas profesionalnya. 

Dengan melakukan refleksi pembelajaran, kemudian guru berusaha melakukan perbaikan‐perbaikan, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembelajaran, maka tentu guru tengah berada dalam suatu proses menjadi lebih baik. Interaksi dari perencanaan, tindakan, dan penilaian yang dibarengi dengan refleksi terhadap ketiga aspek tersebut, kemudian ditindaklanjuti dengan perbaikan, tentu akan membawa seorang guru dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi siswa. Ini tentu tidak lain dari peningkatan profesionalisme guru tersebut dalam menjalankan tugas profesinya. Refleksi pembelajaran juga dapat memberikan data dan atau informasi yang sangat berguna bagi guru yang dapat diangkat dalam pembahasan pada pertemuan‐pertemuan kolektif kelompok kerja guru. 

Temuan setiap guru dari refleksi pembelajaran yang telah dilakukan dapat menjadi bahan refleksi juga bagi guru yang lain. Guru lain dapat mengambil hikmah dari temuan yang  diperoleh guru dari refleksi pembelajaran yang dilakukannya. Selain itu, apabila hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan seorang guru menemukan bahwa ada permasalahan dalam kelasnya, namun guru tersebut belum berhasil menemukan solusinya, maka hal tersebut dapat didiskusikan bersama guru yang lain dalam pertemuan bersama di KKG. Solusi yang diperoleh dari diskusi bersama guru lain kemudian ditindaklajuti oleh guru untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang ditemukan.

B. Publikasi Ilmiah. 

Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup kelompok kegiatan, yaitu: presentasi pada forum ilmiah, publikasi hasil penelitian atau gagasan inovatif, dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan dan/atau pedoman guru. Hasil refleksi pembelajaran dapat memberikan data yang menarik bagi guru untuk dikaji dan dikembangkan lebih jauh menjadi bahan publikasi ilmiah. 

Hasil refleksi pembelajaran dapat saja dikemas atau dikembangkan menjadi suatu makalah atau artikel. Misal, dari refleksi pembelajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran puisi ditemukan bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari puisi disebabkan beberapa faktor, antara lain kurangnya kepercayaan diri siswa, belum memahami dasar‐dasar puisi, atau yang lain. Guru dapat saja melakukan kajian lebih jauh melalui berbagai referensi lain, atau diskusi dengan pakar, kemudian menuliskannya dalam suatu makalah atau artikel berjudul “Identifikasi kesulitan siswa dalam belajar puisi”. 

Makalah ini dapat saja disertakan dalam suatu seminar, atau dipublikasikan melalui buletin pendidikan, atau dipublikasikan melalui jurnal, atau dipublikasikan melalui forum‐forum ilmiah lain, termasuk dalam pertemuan di KKG. Contoh lain tentu sangat banyak. Guru dapat saja menghasilkan suatu makalah atau artikel setelah melakukan kajian lebih lanjut tentang hasil refleksinya menyangkut perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, maupun penilaian. 

Sampai saat ini masih relatif sedikit guru yang mampu menghasilkan karya tulis ilmiah. Bukan saja dikarenakan kemampuan menulis karya tulis ilmiah guru yang rendah, tetapi kebanyakan guru merasa tidak memiliki “sesuatu” yang layak ditulis. Padahal sebagai seorang profesional, pengalaman yang dimiliki guru sangatlah berharga. Refleksi pembelajaran akan memberikan ruang yang besar bagi guru menggali ide‐ide tentang suatu karya tulis ilmiah. (Mengingat pentingnya hal ini, pada akhir topik tentang refleksi pembelajaran akan disajikan kegiatan pembelajaran yang khusus membahas tentang forum ilmiah sebagai wahana presentasi karya ilmiah guru). 

Hasil refleksi pembelajaran juga dapat ditindaklanjuti guru dengan melakukan suatu penelitian. Misal, seorang guru setelah melakukan refleksi pembelajaran menemukan bahwa siswa banyak yang mengalami kesulitan dalam belajar materi tertentu, maka untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan mendalam, dapat saja guru kemudian melakukan penelitian diagnostik untuk mengidentifikasi apa saja kesulitan belajar siswa dalam materi tersebut, bagaimana gambaran kesulitan yang dialami siswa, dan lainlain. Guru juga dapat menindaklajuti temuan refleksi pembelajaran dalam suatu penelitian tindakan kelas. Misal, setelah melakukan refleksi pembelajaran guru menemukan bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran. 

Guru tersebut kemudian mengidentifikasi apa penyebab dan kemungkinan solusinya. Misalkan guru tersebut menemukan bahwa salah satu penyebab siswa kurang aktif belajar disebabkan metode pembelajaran yang diterapkan guru terlalu monoton kurang variasi. Kemudian guru memutuskan akan mengatasi masalah siswa kurang aktif tersebut melalui penerapan metode baru dalam mengajar. Pada kasus ini tepat andaikan guru kemudian melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengatasi permasalahan siswa kurang aktif melalui pemberian tindakan baru dalam pembelajaran. Hasil dari PTK ini kemudian ditulis dalam suatu makalah dan dipublikasikan melalui suatu seminar atau jurnal. 

Bahkan khusus untuk PTK ini, guru sangat direkomendasikan untuk segera mempelajari dan melakukannya. PTK akan memberikan manfaat ganda bagi guru, baik perbaikan pembelajaran di kelas maupun peningkatan profesionalisme sebagai seorang guru. Refleksi pembelajaran menyediakan informasi yang kaya sebagai inspirasi dan bahan untuk melakukan PTK. (Mengingat pentingnya PTK, setelah topik tentang refleksi pembelajaran, pada modul ini akan akan disajikan pembahasan khusus tentang PTK)

C. Karya inovatif. 

Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah serta pengembangan dunia pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Hasil refleksi pembelajaran dapat menjadi sumber inspirasi sekaligus kebutuhan bagi guru untuk menghasilkan suatu karya inovasi. Misalkan, dari refleksi pembelajaran yang telah dilakukan guru menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan memahami konsep berhitung, dan guru merasa bahwa salah satu solusi yang diperlukan adalah adanya alat peraga atau media yang dapat membantu mempermudah siswa. 

Dalam situasi seperti ini dapat saja guru terdorong mengembangkan sendiri alat peraga atau media pembelajaran yang dapat membantu siswanya. Apabila guru berhasil membuat alat peraga atau media pembelajaran tersebut dapat dikatakan bahwa guru telah menghasilkan suatu karya inovasi. Contoh lain, misal dari refleksi pembelajaran yang telah dilakukan guru menemukan bahwa siswa banyak yang kurang berminat belajar IPA, kemudian guru berusaha mengembangkan suatu aplikasi pembelajaran yang dapat mendorong motivasi belajar siswa, maka dalam hal ini guru juga telah menghasilkan suatu karya inovasi. 

Dengan demikian, inspirasi seorang guru untuk menghasilkan karya inovasi dapat saja disebabkan oleh tumbuhnya kebutuhan pemenuhan pembelajaran di kelas sebagai dampak dari refleksi pembelajaran yang telah dilakukan. Sampai saat ini sangat sedikit guru yang mampu menghasilkan karya inovasi. Bukan saja disebabkan kurangnya kemampuan guru dalam menghasilkan karya inovasi, tetapi juga dikarenakan minimnya inspirasi guru untuk menghasilkan suatu karya. 

Guru yang terlalu banyak mengajar, tanpa mengimbanginya dengan tindakan reflektif selama mengajar, besar kemungkinan guru tersebut tidak akan menjadi pembelajar. Tentu dampak berikutnya guru akan minim kreatifitas, dan inilah salah satu akar dari miskinnya karya inovasi guru. Refleksi pembelajaran memberikan wahana bagi guru untuk menggali lebih jauh tentang pembelajaran yang dikelola, mengambil hikmah dan inspirasi dari padanya, yang selanjutnya guru dapat berkembang menjadi seorang penemu dan inovator di bidang pembelajaran, bidang dimana guru tiap hari bergelut dan menjalaninya.
logoblog

1 comment:

  1. sangat informatif dan inspiratif pak, terimakasih sudah membagi pengalaman dan refleksinya pak. Kalau boleh saya meminta tolong dong pak muatkan tatacara penulisan karya ilmiah, atau mungkin karya tulis hasil refleksi yang pernah pak lakukan,,,
    sebenarnya saya juga ingin membuat tulisan tentang hasil refleksi itu tetapi saya sendiri masih bingung dengan tata cara penulisannya pak, trimakasih atas pencerahannya

    ReplyDelete