Apr 26, 2025

Anusapati dan Tohjaya: Raja-raja yang Penuh Dendam

Setelah kematian Ken Arok, kedudukannya sebagai raja digan-tikan oleh Anusapati Anusapati bukanlah anak Ken Arok, melain-kan putra Tunggul Ametung. Ketika Ken Arok menikahı Ken Dedes, wanita itu tengah hamil tiga bulan Berselang waktu kemudian lahirlah Anusapatı dari rahim Ken Dedes. Sedari kecil Anusapati hanya tahu bahwa ayahnya adalah Ken Arok. Namun, ia mendapat perlakuan berbeda dari sang ayah la merasa Ken Arok pilih kasih. Perbedaan curahan kasih sayang itu membuatnya sedih. Perasaan itu dipendamnya selama bertahun-tahun. Setelah dewasa, Anu-sapati mulai mencari-cari jawaban atas segala keheranannya la mengadukan beban pikirannya itu kepada pengasuhnya. Peng asuhnya hanya menyarankan agar Anusapatı menanyakan langsung kepada ibunya.


Atas saran pengasuhnya itu, Anusapati pun bertanya kepada ibunya. la bertanya dengan sangat hati-hatı, "Ibu, izinkan saya bertanya, apa sebabnya Ayah memperlakukan saya berbeda dengan saudara-saudara saya yang lain? Perhatiannya terhadap anak-anak Ibu Umang itu pun lebih baik dibanding kepada saya." Wahai anakku, jika engkau ingin tahu, ayahmu yang sebenarnya adalah Tunggul Ametung, la telah mati ketika engkau masih tiga bulan dalam kandungan. Pada waktu itulah Ibu dinikahi oleh Ken Arok, sang Amurwabumi. Mungkin karena itu Baginda tak begitu sayang kepadamu."

Anusapati terkejut mendengar jawaban ibunya. la lalu kembali bertanya, "Kalau begitu, sang Amurwabumi bukan ayah saya? Apa yang menyebabkan kematian Ayah, Bu?" 

"la dibunuh oleh sang Amurwabumi," jawab Ken Dedes pendek. Anusapati semakin terkejut. Selain sedih, ia juga kecewa dan marah. Tetapi semuanya ia tahan. "Ibu, bolehkah saya meminta keris Mpu Gandring pusaka Ayah?" tanyanya kemudian

Ken Dedes tidak menjawab. la terdiam lama. Namun kemudian, keris itu diberikan juga kepada Anusapati. Mendengar cerita mengenai kematian ayahnya, timbul kemarahan dalam hati Anusa pati. la kemudian menyusun taktik untuk membalas dendam atas kematian ayahnya. Untuk melaksanakan niatnya itu, Anusapati menyuruh seseorang dari Dusun Batil untuk membunuh Ken Arok dengan menggunakan keris pusaka Mpu Gandring. Ketika suruhan Anusapati hendak membunuh Ken Arok, sang Amurwabumi tengah minum-minum di pelataran istana. Setelah Ken Arok ter bunuh, tidak ada yang mengetahui bahwa pembunuh Ken Arok adalah suruhan Anusapati, anak tiri Ken Arok sendiri

Setelah Ken Arok terbunuh, takhta beralih kepada Anusapati Tohjaya, anak Ken Arok dari Ken Umang, akhirnya mengetahui bahwa otak pembunuhan ayahnya adalah Anusapati. Kemudian Tohjaya membalas dendam. la berhasil membunuh Anusapati pada tahun 1248. Pada tahun itu juga, Tohjaya menduduki takhta Kerajaan Singasari, namun hanya beberapa bulan saja. Sebab, pada masa pemerintahannya terdapat pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang dari Desa Rajasa dan Desa Sinelir.

Pemberontakan orang-orang dari Desa Rajasa dan Desa Sinelir itu dipicu oleh Mahisa Campaka dan Rangga Wuni. Keduanya adalah keponakan Tohjaya. Rangga Wuni adalah putra Anusapati, sedangkan Mahisa Campaka adalah anak Mahisa Wonga Teleng Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya selalu mencurigai siapa pun, termasuk Mahisa Campaka dan Rangga Wuni. Agar Tohjaya merasa aman, kedua keponakannya itu disingkirkan dari kerajaan. Kecewa atas perlakuan Tohjaya, Mahisa Campaka dan Rangga Wuni mulai melakukan pemberontakan dengan menghasut penduduk Desa Rajasa dan Desa Sinelir. Maka terjadilah kerusuhan yang tidak dapat dipadamkan oleh Tohjaya. Mereka berhasil menyerbu ke dalam istana dan Tohjaya terluka karena terkena tombak. Akhirnya, Tohjaya dibawa oleh para pendukungnya ke Katalumbang dan meninggal di sana.

Ada pula cerita yang berbeda. Cerita itu mengisahkan, Tohjaya tidak menderita luka parah pada saat orang-orang Rajasa menyerang istana, namun hanya terluka sedikit saja. Adapun Tohjaya dibawa ke Katalumbang hanya untuk mengungsi. Bahkan, Tohjaya masih dapat melakukan pertempuran habis-habisan, sampai akhirnya gugur di Katalumbang. Setelah kematian Tohjaya, kedudukannya sebagai raja digantikan oleh Rangga Wuni atau Wisnuwardana yang dinobatkan dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardana. la memerintah Singasari bersama Mahısa Campaka. Pemerintahan berjalan dalam sebuah persekutuan dan tidak ada permusuhan. Pada masa pemerintahan mereka, banyak prasasti dibuat mengenai kondisi kerajaan

Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat anaknya yang bernama Kertanegara menjadi raja muda. Pada tahun 1268 Wisnu wardana meninggal dan dimakamkan di Waleri dengan arca Siwa di atas makamnya. Tak lama kemudian, Mahisa Campaka pun wafat.

logoblog

No comments:

Post a Comment