May 9, 2025

Kedatangan Tentara Mongol

Sebelum Raden Wijaya bersekutu dengan prajurit Mongol, perlu diketahui alasan tentara Mongol datang kembali ke Jawa. Kembalinya orang-orang Mongol terkait dengan persoalan Raja Kertanegara dengan Kubilai Khan beberapa waktu sebelumnya. Atas penghinaan yang dilakukan oleh Kertanegara kepada utusan-nya, Meng Chi, Kubilai Khan marah besar. Tentara Mongol ke-mudian dikirimkan untuk membalaskan sakit hati itu. Utusan yang dikirim ke Jawa pada waktu itu termasuk tiga orang pejaba tinggi kerajaan, yaitu Shih Pi. Ike Mese, dan Kau Hsing. Di antara ketiganya hanya Kau Hsing yang berdarah Cina, sedangkan du lainnya adalah orang Mongol. Para utusan tersebut diberangkat kan dari Fukien dengan membawa 20.000 tentara. Kubilai Khan membekali pasukan ini untuk pelayaran selama satu tahun serta membiayai mereka dengan 40.000 batangan perak. Shih Pi dan Ike Mese mengumpulkan pasukan dari tiga provinsi, Fukien, Kiangs dan Hukuang. Sementara itu, Kau Hsing bertanggung jawab untuk menyiapkan perbekalan dan kapal.


Pasukan besar ini berangkat dari pelabuhan Chuan-chou dan tiba di Pulau Belitung sekitar Januari tahun 1293. Di sini mereka mempersiapkan penyerangan ke Jawa selama lebih kurang satu bulan. Perjalanan menuju Pulau Belitung yang memakan waktu lama membuat bala tentara Mongol menjadi lemah karena harus melewati laut dengan ombak yang cukup besar. Pada saat itu terjadi badai yang menyerang kapal. Banyak prajurit yang sakit karena tidak terbiasa melakukan pelayaran. Di antara mereka ada yang mabuk laut serta tidak kuat menghadapi cuaca di khatulistiwa yang panas. Setelah sampai di Belitung, mereka menebang pohon dan membuat perahu yang berukuran lebih kecil. Perahu-perahu kecil dibuat agar mudah memasuki sungai-sungai di Jawa yang sempit Perbaikan kapal-kapal besar juga dilakukan. Selain itu, waktu yang luang digunakan untuk beristirahat, memulihkan tenaga setelah melewati perjalanan yang berat, di samping mengatur siasat untuk berperang melawan raja Jawa.

Ike Mese bersama pejabat yang lain berangkat terlebih dahulu ke Jawa. la membawa 500 tentara Mongol dengan menggunakan sepuluh kapal. Keberangkatannya menuju Jawa adalah pembuka jalan bagi bala tentara Mongol yang dipimpin oleh Shih Pi. Jalur yang akan ditempuh oleh sebagian tentara Mongol adalah melalui Karimunjawa, menuju Tuban. Tentara Mongol tiba di Tuban setelah terjadi penyerbuan tentara Kediri ke Singasari. Mereka mendengar bahwa Raja Kertanegara telah tewas dibunuh oleh Jayakatwang. Hal ini membuat orang-orang Mongol menjadi bingung, raja Jawa mana yang berkuasa saat itu. Oleh karena perintah Kubilai Khan adalah menundukkan Jawa dan memaksa Raja Singasarı, siapa pun orangnya, untuk mengakui kekuasaan bangsa Mongol, maka rencana menjatuhkan Jawa tetap dilaksanakan.

Sebagian tentara Mongol ada pula yang mendarat di daerah Canggu, dekat muara Sungai Brantas. Mereka menemui pasukan Raden Wijaya, termasuk Bupati Madura. Untuk melancarkan sia-sat melawan Kediri, Raden Wijaya menyatakan menyerah kepada tentara Mongol. Raden Wijaya mengatakan kepada tentara Mongol bahwa Kertanegara telah mati. Bila tentara Mongol hendak melam-piaskan kemarahan kepada Kertanegara, maka sasaran yang tepat adalah penggantinya, yaitu Jayakatwang. la juga mengaku, sedang bersengketa dengan Raja Jayakatwang. Maka, mereka kemudian bersepakat untuk bersatu melawan Jayakatwang. Selain itu, Raden Wijaya pun memberikan janji, bila Jayakatwang berhasil ditumpas, tentara Mongol akan diberi hadiah berupa gadis Tumapel.

Peperangan pun dimulai Untuk mempermudah gerakan bala tentara Mongol, Raden Wijaya memberi kebebasan untuk meng gunakan pelabuhan pelabuhan yang ada di bawah kekuasaannya bahkan memberikan panduan untuk mencapai Kediri la juga memberikan peta wilayah Singasari kepada Shih Pi Peta itu sangat bermanfaat untuk menyusun strategi perang. Penyerangan terhadap Kediri ini ternyata tidak hanya dilaku kan oleh Raden Wijaya saja. Ada beberapa kerajaan kecil yang turut bergabung, sehingga kekuatan militer yang sudah sangat kuat ini bertambah besar Persatuan kerajaan-kerajaan kecil dalam pe nyerangan kali ini merupakan ungkapan rasa tidak suka mereka terhadap Raja Jayakatwang.

Pada bulan ketiga tahun 1293, setelah seluruh pasukan ber kumpul di muara Kali Mas, penyerbuan ke Kerajaan Kediri mulai dilancarkan. Tentara Kerajaan Kediri di sungai tersebut dapat di lumpuhkan, lebih dari seratus kapal yang memiliki hiasan kepala raksasa dapat disita. Seluruh prajurit dan pejabat yang memper tahankan kapal tersebut harus melarikan dırı untuk bergabung de-ngan pasukan induk. Pasukan gabungan Mongol-Raden Wijaya melakukan pengejaran terhadap sisa-sisa tentara Kediri tersebut Beberapa hari kemudian, mereka berhasil memasukı Kediri

Pada hari ke-19, terjadi peperangan yang sangat menentukan bagı Kerajaan Kediri. Pasukan Kediri yang mencapai 10.000 praju rit mencoba melindungi Raja Jayakatwang mulai pagi hingga siang hari. Terjadi tiga kalı pertempuran besar antara kedua kekuatan yang berseteru ini. Darı berbagai arah, Kota Kediri diserbu. Aki bat serangan itu, pasukan Kediri terpecah menjadi dua Sebagian menuju sungai dan tenggelam di sana karena dihadang oleh orang-orang Mongol. Sebagian lagi, sebanyak lebih kurang 5.000 perso-nil, dalam keadaan panik dan akhirnya takluk setelah bertempur dengan tentara gabungan Mongol-Raden Wijaya Banyak dari mereka yang tewas di medan laga

Jayakatwang menyadari kekalahannya la mundur dan bertahan. di dalam kota yang dikelilingi benteng. Akhirnya, ia memutuskan keluar dan menyerah karena tidak melihat kemungkinan untuk mampu bertahan. Pada sore hari, Kota Kediri dapat ditaklukkan dan dimenangkan oleh pihak penyerbu Seluruh anggota keluarga raja dan pejabat tinggi Kediri berikut anak-anak mereka ditahan oleh orang-orang Mongol

Setelah kemenangan tentara gabungan itu, Raden Wijaya kini dapat memegang tampuk pemerintahan. Namun, dia menghadapi kebingungan atas janji kepada tentara Mongol, yaitu hadiah berupa gadis-gadis Tumapel. Mengetahui kebingungan sang Baginda, tiba-tiba Rangga Lawe berkata, "Jangan takut, Prabu. Itu hanyalah masalah kecil. Jika harus melawan, kami bersedia mati sebagai pahlawan Jika kami takut berperang, tidak layak bagi kami untuk tetap hidup di dunia. Semua terpana mendengar ucapan keras Rangga Lawe. Mereka merasakan kembali semangat untuk bertempur

Apa yang dikhawatirkan ternyata menjadi kenyataan. Setelah merayakan kemenangan, tentara Mongol kemudian menduduki Kediri. Mereka tidak lupa menagih janji kepada Raden Wijaya. Melihat perkembangan tersebut, pihak Majapahit lalu menyusun siasat untuk mengalahkan tentara Mongol. Mulanya, kedatangan utusan Mongol tersebut disambut hangat oleh Raden Wijaya, Sang Prabu mengatakan bahwa orang Majapahit tidak akan mengingkari janji Lembu Sora menambahkan, "Namun, putri-putri Tumpel takut bila melihat senjata. Bahkan, bisa sampai pingsan bila ada senjata di depan mata mereka. Kemudian, pihak Majapahit mensyaratkan bagi tentara Mongol untuk tidak membawa senjata ketika memasuki keraton.

Persyaratan tersebut tidak menjadi masalah bagi tentara Mongol. Sebanyak 300 tentara Mongol datang ke Majapahit untuk menjemput gadis Tumapel Sampai di Majapahit, mereka dijamu di paseban istana. Mereka harus melepaskan semua senjata yang dibawa Para gadis kemudian didatangkan ke paseban itu. Tentara Mongol sangat terkejut ketika kemudian, saat sedang lengah tentara Majapahit tiba-tiba menghambur dan menyerang mereka Secara bersamaan pula, tentara Majapahit yang lain menyerang tentara Mongol di Kediri secara mendadak. Tentara Mongol tak menyangka akan mendapat serangan dari tentara Majapahit dari arah utara dan selatan.

Penyerangan itu membuat tentara Mongol yang lengah kocar-kacır. Sebagian dari mereka kalang-kabut pulang kembali ke negerinya. Shih Pi dan Kau Hsing yang terpisah dari pasukannya harus melarikan diri sampai sejauh 300 li (± 130 kilometer), sebelum akhirnya dapat bergabung kembali dengan sisa pasukan yang menunggu mereka di pesisir utara. Dari sini, mereka berlayar selama 68 hari untuk dapat kembali ke Cina dan mendarat di Chuan-chou.

Kekalahan bala tentara Mongol oleh orang-orang Jawa hingga kini tetap dikenang dalam sejarah Cina. Sebelumnya, mereka nyaris tidak pernah kalah dalam peperangan melawan bangsa mana pun di dunia. Kekalahan ini disebabkan pula oleh iklim di khatulistiwa yang tidak bersahabat. Mereka tidak terbiasa dengan cuaca panas yang terus membakar sepanjang waktu Akibatnya, pada saat terjadi peperangan, kondisi tentara Mongol sudah lemah Ditambah lagi dengan strategi yang digunakan oleh Raden Wijaya beserta orang-orang Majapahit, tentara Mongol dibuat tak berdaya.

Punggawa yang paling berjasa dalam menumpas tentara Mongol kali ini adalah Lembu Sora dan Rangga Lawe. Sisa tentara Mongol yang kembali ke Cina tidak begitu saja dapat bernafas lega. Mereka harus menerima hukuman dari Kubilai Khan. Shi Pi harus rela menerima 17 kalı cambukan. Seluruh harta bendanya dirampas oleh kerajaan sebagai ganti rugi atas peristiwa yang membuat kebesaran nama bangsa Mongol tercoreng. la pun dipersalahkan atas tewasnya 3.000 lebih prajurit Mongol dalam ekspedisi tersebut. Peristiwa ini sungguh mencoreng wajah Kubilaı Khan karena untuk kedua kalinya dia dipermalukan orang-orang Jawa.

Penyerangan Raden Wijaya terhadap Jayakatwang dan peng-hancuran tentara Mongol membuahkan keuntungan. Raden Wijaya kini dapat mulai memimpin kerajaan dengan tenang. Setelah men-jadi Raja Majapahit, ia memiliki gelar Kertarajasa Jayawardana. la juga dikenal dengan nama lain, yaitu Nararya Sanggramawijaya. Raden Wijaya sebenarnya adalah menantu Kertanegara. la menikahi keempat anak perempuan Kertanegara. Keempatnya lalu menjadi permaisuri, masing-masing dengan gelar Sri Prameswari Dyah Dewi Tribuwaneswari (Tribuwana), Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhiti, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnyapara-mita, dan Sri Rijendradewi Dyah Dewi Gayatri Raden Wijaya memiliki keturunan dari Gayatri dua anak perempuan, Tribuwa-natunggadewi Jayawisnuwardani yang berkedudukan di Jiwana (Kahuripan) dan Rajadewi Maharajasa di Daha.

Setelah kemenangan atas tentara Mongol, pemerintahan baru pun dimulai. Pada masa awal ini, datanglah pasukan Kertanegara dari Ekspedisi Pamalayu. Mereka membawa dua orang gadis persembahan Raja Melayu Salah satu dari gadis persembahan itu diperistri oleh Raden Wijaya la berasal dari Jambi, bernama Dara Petak. Darinya, Raden Wijaya memperoleh anak yang diberi nama Jayanegara. Seorang perempuan lain yang juga datang bersama Dara Petak adalah Dara Jingga yang diperistri oleh kerabat raja dan memiliki anak bernama Tuan Janaka. Di kemudian hari, ia lebih dikenal sebagai Adityawarman, raja kerajaan Melayu di Sumatra.

Kedatangan kedua perempuan dari Jambı ini adalah hasil diplomasi persahabatan antara Kertanegara dan Raja Melayu di Jambi untuk bersama-sama membendung pengaruh Kubilai Khan. Atas dasar rasa persahabatan inilah, Raja Melayu Srimat Tribuwanaraja Mauliwarmadewa mengirimkan dua kerabatnya untuk dinikahi Raja Singasari. Namun, belakangan diketahui bahwa Dara Jingga tidak betah tinggal di Majapahit dan akhirnya pulang ke kampung halamannya.
logoblog

No comments:

Post a Comment