Feb 28, 2020

Penyebab Hilangnya Etika Murid Terhadap Guru

Murid sudah tidak lagi hormat terhadap guru merupakan fenomena yang sangat memprihatinkan bagi pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Fenomena ini menunjukkan adanya kemerosotan moral anak bangsa yang cukup mengkhawatirkan. Murid sudah tidak hormat terhadap guru adalah sebuah kedurhakaan dalam ranah tholabul ilmi. Lantas, bagaimana mungkin hal ini bisa acap kali terjadi, sementara masyarakat Indonesia sangat terkenal dengan budaya sopan santun dan tatakramanya? Menurut saya, ada beberapa persoalan yang menyebabkan budaya takdzim seorang murid terhadap guru mulai luntur di sekolah.

1. Tidak kompeten di bidangnya
Ada beberapa guru yang pernah mengajar saya, cara ajarnya cuma sebatas, berbicara terus dengan cara bicara yang sepertinya “ yang penting saya ngomong, terserah kamu mau dengar saya atau tidak’’, orang pintar banyak , namun yang pandai juga mengajar tidak terlalu banyak

2. Terlalu sering memberikan excuse
Contohnya yang dapat saya berikan adalah ketika teman-teman saya bergerombol ke kamar mandi, yang izin hanya satu orang, tapi yang keluar 5 orang murid perempuan, disaat jam mengajarnya, dan guru tersebutpun tidak skeptis, menurut saya disinilah letak penghargaan murid terhadap guru yang sedang mengajar seharusnya dipupuk.

Contoh lain, bercanda berlebihan , iya bercanda itu boleh tapi kadang saya dengar beberapa tampak berlebihan, dan gurunya woles woles saja. bukan maksud saya untuk membuat ini semua tampak kaku, tapi ntah kenapa menurut saya ini mnegurangi kewibawaan guru

3. Guru yang sekedar-sekedar
Kalau masuk hanya memberi tugas berupa rangkuman, dan menulis soal dan pembahasannya astaga apalagi kalau ini guru mata pelajaran eksakta di sekolah yang murid muridnya kemampuan dasarnya masih kurang.

4. Guru yang ngelantur dan tidak jelas
Pelajarannya apa yang diomongin masalah pribadinya, ya katanya dia belum tidur malemlah, belum sempat masak untuk anak- suaminya lah sebentar bentar baper lah, mengadu ke Kepala sekolah lah , menurut saya ancaman ini cendrung membuat kepala sekolah menjadi objek yang disegani, padahal menurut saya murid seharusnya lebih segan kepada yang mengajarkannya langsung dari pada kepala sekolah

5. Guru yang tidak menunjukan empati dan support terhadap anak didiknya
Menurut saya sekurang-kurangnya guru akan dihargai kalau memiliki ini, dulu sebagai sekolah yang berlatar belakang keagamaan, saya punya guru yang sebelum UN mengajarkan kami untuk berdoa dan berpuasa, bahkan jika kami tidak berpuasa, dia tetap berpuasa, puasa versi kami adalah dari jam 10 malam hingga ke 12 siang( jam istirahta kedua kami) kata guru saya harus begini, karena kami sedang dalam masa pertumbuhan ( 9 SMP) dengan tidak adanya guru menggemborkan harapan atau melakukan lebih agar siswanya dapat meraih hasil maksimal, cendrung membuat murid tidak terlalu respect.

logoblog

No comments:

Post a Comment