Mar 25, 2020

CERITA RAKYAT SULSEL : SAWERIGADING DENGAN SAUDARA KEMBARNYA

Disebutkan di dalam surek Galigo, atau mitos La Galigo bahwa Patotoe atau Yang Maha Pencipta yang berdiam di Boting langi akan mengutus puteranya yaitu Batara Guru turun ke bawah langit di atas paratiwi atau di bumi yang kita diami sekarang ini. Demikianlah sehingga Batara Guru turun ke dunia ini. Setelah tiba di dunia maka Batara Guru kawin dengan We Nyilik Timo yaitu seorang puteri dari paratiwi atau dunia bawah. Dari perkawinan antara Batara Guru dengan We Nyilik Timo ini lahirlah Batara Lattu. Kemudian Batara Lattu kawin dengan Opu Senggeng. Dari perkawinan Batara Lattu dengan Opu Senggeng ini kemudian lahirlah dua orang kembar, seorang putra dan seorang putrì. Yang putra bernama Sawerigading sedangkan yang putrì We Tenriabeng. Sebagaimana biasanya apabila seorang permaisuri atau golongan bangsawan melahirkan, maka kelahiran anaknya itu diupacarakan.

Demikianlah maka kelahiran dua orang putra-putri raja yang kembar ini, diupacarakan pula dengan seksama. Setelah upacara menyambut kelahiran putra-putri raja yang kembar ini, maka kedua orang tuanya yaitu Batara Lattu dengan permaisurinya Opu Senggeng menghilang naik ke Boting langi atau ke puncak langit. Maka seluruh kerajaan menjadi gempar. Setelah suasana tenang kembali maka pemuka masyarakat serta para pembesar kerajaan Luwu atau Warek bersepakat akan memelihara putra putrì Batara Lattu dengan dipisahkan satu dengan yang lainnya. Demikianlah sehingga We Tenriabeng dibuatkan mahligai berjauhan dengan tempat pemeliharaan Sawerigading. Sawerigading tetap dipelihara di pusat kerajaan yaitu di Warek, sehingga Sawerigading disebut pula Puanna Warek. Mereka berdua masing-masing diasuh oleh inang pengasuh dan dayang-dayang serta biti-biti. Khusus Sawerigading diasuh dan dijaga oleh tiga puluh orang pemuda pilihan yang cakap dan tangkas. Pemudapemuda pilihan inilah yang mengasuh dan mendampingi Sawerigading sejak kecil sampai dengan beberapa keterampilan yang dilatihkan dan ilmu. Terutama keterampilan mempergunakan alat-alat atau senjata yang dipergunakan di dalam perang atau pertempuran. Tidak heranlah apabila kelak kemudian hari setelah Sawerigading telah dewasa, lincah dan tangkas mempergunakan senjata dan alat-alat perang lainnya. Jiwa dan semangat kepahlawanan diisikan setiap saat, sehingga benar-benar Sawerigading tertempa jiwanya sebagai seorang satria.

Dialihkan pembicaraan untuk mengikuti We Tenriabeng yang hidup dengan tenteramnya di dalam mahligainya. We Tenriabeng dengan asuhan yang cermat dengan penuh kasih sayang dan pengabdian
kesetiaan dari para inang pengasuhnya, sudah meningkat menjadi remaja putrì yang sangat cantik wajahnya. Di dalam asuhan para inang pengasuhnya serta dayang-dayang yang cekatan itu We Tenriabeng dilatih dan dididik beberapa kepandaian dan keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang putri raja. Karena demikian itu We Tenriabeng bukan saja memiliki wajah yang cantik, melainkan ia juga terampil di dalam kepandaian dan adat-istiadat kewanitaannya. Disingkatkan ceritera, tersebutlah pada suatu hari, Sawerigading yang telah menjadi penguasa di kerajaan Warek atau Luwu bersama dengan beberapa pengiringnya pergi menjelajahi atau memeriksa daerah-daerah kekuasaannya. Setelah berjalan beberapa hari lamanya, akhirnya tibalah rombongan Sawerigading di sebuali tempat. Di tenipat itu dilihatnya ada sebuah mahligai yang sangat indah dan megah. Sawerigading menjadi lebih heran lagi setelah dilihat bahwa di dalam mahligai itu berdiam seorang
putri yang sangat cantik wajahnya. Tidak ditanya sudah diketahui bahwa putri itu adalah bangsawan sejati. Baik dari keadaan mahligainya demikian pula seluruh inang pengasuh dan dayang-dayangnya,
membuat Sawerigading lebih yakin bahwa putri yang menghuni ahligai itu bukan orang sembarangan. Terpengaruh oleh darah remajanya maka Sawerigading menanyakan kepada pengiring-
pengiringnya siapakah nama putri yang mendiami mahligai itu. Dari pengiring-pengiringnya Sawerigading mendapat keterangan, bahwa putri itu bernama We Tenriabeng. Tentang orang tuanya
dan dari mana asalnya para pengiringnya tidak ada yang mengetahuinya. hal ini memang kurang yang mengetahui selain beberapa orang tua-tua yang pada waktu itu menyaksikan langsung peristiwa kelahiran Sawerigading dengan saudara kembarnya.

Demikianlah sejak Sawerigading memandang dengan pemandangan pertama kepada We Tenriabeng sudah ditanamkan di dalam hatinya untuk mempersunting putri itu. Setelah tiba di pusat kerajaan, segeralah diundang para pembesar kerajaan serta orang tua-tua, pemuka masyarakat kerajaan Luwu. Setelah mereka sekalian telah hadir dan berhimpun maka Sawerigading mengemukakan maksudnya untuk mempersunting We Tenriabeng yang tinggal di dalam mahligainya. Para orang tua-tua serta beberapa pembesar kerajaan yang mengetahui tentang siapa We Tenriabeng akan menghalangi maksud Sawerigading untuk mempersunting We Tenriabeng, karena mereka adaiah saudara kembar. Maka ditunjuklah ketua dari para orang tua-tua atau pemuka masyarakat kerajaan Luwu yang bernama Rajeng Makdope. Diaiah yang ditugaskan untuk menyampaikan hal ini kepada Sawerigading. Sawerigading yang keras hati tidak mau menerima larangan yang disampaikan oleh Rajeng Makdope malahan Sawerigading membunuh Rajeng Makdope itu. Maka gemparlah kerajaan Luwu setelah mendengar bahwa Rajeng Makdope dibunuh karena menghalangi maksud Sawerigading untuk mempersunting saudara kembarnya itu.

Kegemparan dan kegelisahan masyarakat kerajaan Luwu akhirnya tiba pula ke telinga We Tenriabeng. We Tenriabeng sudah mengetahui melalui inang pengasuhnya siapa Sawerigading itu. Karena We Tenriabeng mengetahui bahwa Sawerigading adaiah saudara kembarnya, maka ia sendiri akan menghalangi maksud Sawerigading untuk mempersuntingnya. Maka dipanggilnyalah salah seorang inang pengasuhnya yang dirasa cukup memenuhi syarat, untuk diutus menemui kakaknya Sawerigading. Setelah inang pengasuh yang akan diutus menemui Sawerigading berada di hadapan We Tenriabeng, maka We Tenriabeng meminta agar inang pengasuhnya itu menemui Sawerigading di pusat kerajaan. Selanjutnya We Tenriabeng meminta kepada inang pengasuh itu agar menyampaikan gelang, cincin dan sehelai rambutnya kepada Sawerigading. We Tenriabeng melalui inang pengasuh yang diutus itu meminta agar Sawerigading membatalkan maksudnya untuk mempersunting dirinya, karena mereka adaiah bersaudara kandung dan hal itu terlarang menurut peradaban manusia.

Untuk mengganti dirinya, guna menjadi pasangan Sawerigading We Tenriabeng meminta agar Sawerigading pergi mencari We Cudai yaitu saudara sepupu mereka. We Cudai berada di negeri Cina
atau Pammana. Kecantikan We Cudai tidak kalah dengan kecantikan We Tenriabeng. Perbedaan hanyalah pada warna kulit, yaitu kulit We Tenriabeng putih kekuning-kuningan, sedangkan kulit We Cudai putih berkilau-kilauan. Adapun gelang, cincin, dan rambut yang dikirim itu gunanya untuk mencocokkan, apabila ditemui nanti We Cudai. Ketiga barang itu sama dengan yang dimiliki oleh We Cudai. Demikianlah maka Sawerigading pun benar-benar percaya bahwa We Tenriabeng adaiah saudara kembarnya. Ia membatalkan màksudnya. Sekarang ia akan berangkat pergi mencari We Cudai di tempat yang seperti dikatakan oleh We Tenriabeng yaitu di negeri Cina atau Pammana. 

Disingkatkan ceritera, maka setelah kesemuanya telah siap berangkatlah rombongan Sawerigading menuju ke negeri Cina. Setelah beberapa lamanya berjalan, tibalah rombongan Sawerigading ke Cina atau Pammana. Karena We Cudai adaiah orang yang cukup terkenal, maka tidak sulit untuk menemui rumahnya. Teruslah rombongan Sawerigading ke tempat We Cudai. Setelah tiba maka diperlihatkanlah semua benda yang dibawa Sawerigading yang berasal dari We Tenriabeng. Setelah We Cudai melihat benda-benda itu, ia pun mengerti maksud kedatangan rombongan itu. Disingkatkan ceritera, maka kawinlah Sawerigading dengan We Cudai. Mengenai We Tenriabeng setelah mendengar berita bahwa Sawerigading telah kawin dengan We Cudai, maka ia naik kembali ke Boting Langi. Perkawinan Sawerigading dan We Cudai melahirkan tiga orang putra-putri. Salah seoran
g putranya yang bernama La Galigo diberikan keistimewaan oleh Dewata ialah sebagai ahli sastra.
logoblog

No comments:

Post a Comment