Sejarah alam semesta jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah umat manusia. manusia baru muncul pertama kali di muka bumi kira-kira 3 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan terjadinya berkali-kali pengesan dalam zaman yang disebut kala pleistosen. dalam keseluruhan sejarah bumi kala Pleistosen ini merupakan bagian masa geologi yang paling muda dan paling singkat, tetapi bagi sejarah umat manusia kalau ini merupakan bagian yang paling tua.
Kala pleistosen berlangsung kira-kira antara 3jt sampai kira-kira 10 jt tahun yang lalu. Pada waktu glasiasi suhu di bumi menurun dan gletser yang biasanya hanya terdapat di daerah daerah kutub serta puncak-puncak gunung api dan pegunungan tinggi telah meluas sehingga di daerah-daerah yang berdekatan dengan tempat-tempat tersebut dan tempat-tempat lain. Tertentu terjadi penutupan oleh dataran-dataran es, misalnya di bagian Utara benua benua Amerika,, dan Asia serta di pegunungan pegunungan tinggi dari tempat-tempat tersebut es terus menyebar ke daerah-daerah sekelilingnya. oleh karena itu, maka selalu melebarnya jurang tersebut disebut masa glasial. peristiwa pengesan di kala Pleistosen terjadi beberapa kali diselingi oleh masa-masa antar glasial yaitu waktu suhu bumi naik kembali dan menyebabkan es mencair serta gletser-gletser menarik diri ke arah tempat-tempat semula.
Pada saat pengesan, daerah tropik yang tidak terkena pelebaran es, keadaannya lembab dan mengalami saat yang disebut masa pluvial masa hujan. masa berlangsungnya fluvial dan antar fluvial di Asia dan kepulauan Indonesia belum diketahui dengan jelas karena penyelidikan-penyelidikan endapan plestosen di daerah tersebut belum banyak dilakukan. keadaan alam yang melatar belakang kehidupan manusia pada kala pleistosen ditandai oleh beberapa peristiwa yang amat besar pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. peristiwa-peristiwa tersebut antara lain berupa meluasnya es ke bagian muka bumi, perubahan iklim, turun naiknya permukaan air laut, munculnya daratan-daratan baru dari bawah muka laut, letusan letusan gunung berapi, timbul tenggelamnya sungai dan danau yang kesemuanya langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi cara hidup manusia.
Peristiwa peristiwa-peristiwa alam tersebut di atas merupakan tantangan alam yang harus dihadapi oleh manusia kala Pleistosen yang lama-kelamaan mengakibatkan evolusi bentuk fisik dan akal Budinya. Dengan demikian kemampuan yang masih sangat terbatas, manusia berusaha mempertahankan hidupnya dengan berbagai akal menghadapi tantangan alam dan berusaha mencari makan dengan alat-alat yang masih sangat sederhana.
Alam menyediakan segala kebutuhan untuk hidup. Untuk menjaga kelangsungan hidup semua makhluk harus makan. sebagai makhluk yang tergolong alam hewan manusia mempunyai kelebihan dari segala jenis hewan lain dalam hal memiliki akal yang lebih berkembang. oleh karena itu, dalam usahanya mendapatkan makanan, manusia tidak hanya menggunakan indra dan fisiknya, Tetapi lebih dari itu ia banyak menggunakan akalnya titik dengan kelebihan dalam menggunakan akalnya inilah manusia kemudian dapat menciptakan alat untuk membantu dan mempermudah mencari makan dengan membuat alat-alat dari batu, kayu, dan tulang yang kemudian digunakan untuk memburu hewan dan mengumpulkan umbi-umbian, buah-buahan daun-daunan manusia lebih mudah mendapatkan makanan. Cara hidup yang demikian ini merupakan salah satu ciri kehidupan manusia pada kala pleistosen. Pada masa berikutnya yaitu pada kala Paska plestosen yang berlangsung kira-kira antara 10 rb tahun yang lalu hingga sekarang, kecerdasan kecerdasan dan kehidupan manusia meningkat sangat maju.
Perkembangan akal budi manusia Yang tercermin dari hasil budaya yang diciptakan itu amat dipengaruhi oleh lingkungan alam sekitarnya. perubahan-perubahan yang terjadi di alam pada bentuk muka tanah dan segala peristiwa alam alam lain yang kadang-kadang menimbulkan bencana kehidupan manusia, dapat pula memberikan keuntungan baginya . Letusan gunung api dan banjir sesudah mengakibatkan bencana selanjutnya akan memberikan kesuburan tanah yang terutama berguna bagi tumbuh-tumbuhan yang merupakan salah satu sumber hidup manusia, sebab daerah yang subur tentu menarik manusia dan hewan untuk hidup ditempat tersebut dan selanjutnya berkembang biak.
Iklim memegang peranan penting dalam menentukan berbagai corak ragam kehidupan. meluasnya muka es yang terjadi pada kala pleistosen merupakan salah satu sebab baru corak corak kehidupan. Selain meluasnya es, gunung-gunung yang tinggi, intensitas cahaya, kedalaman samudera, kadar uap air, dan arah bertiup angin juga merupakan faktor-faktor yang menentukan lingkungan hidup manusia.
Iklim yang sangat dingin yang terjadi pada masa glasial merupakan salah satu tantangan alam yang memaksa manusia dan hewan untuk berpindah-pindah ke tempat yang iklimnya cocok bagi mereka, atau jika tidak mereka harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup yang sulit itu makhluk yang lemah atau tidak berhasil mengatasi tantangan alam tersebut akan punah titik penyesuaian diri terhadap lingkungan baru khususnya bagaimana cara mempertahankan diri terhadap pergantian iklim dan bagaimana cara mendapatkan makanan untuk kelangsungan hidupnya dan mengakibatkan perubahan fisik, baik bagi hewan maupun bagi manusia purba. sebagai contoh dapat disebutkan jenis gajah purba di Amerika Utara yang hidup pada kala pleistosen yang mengembangkan bulu tebal dan kehidupan kera-kera dan hewan yang terpaksa meninggalkan kehidupannya di pepohonan karena tidak adanya lagi hutan pada masa-masa kering.
Akibat lain dari meluasnya muka es pada kala plestosen ialah turunnya muka laut. Susut laut ini disebabkan selama masa pengesan sebagian terbesar air di dunia membeku, yang menyebabkan muka laut turun sampai antara 100 sampai dengan 150 meter dari muka semula sehingga Laut dangkal kemudian menjadi daratan. Daratan-daratan baru ini kemudian merupakan jembatan darat bagi manusia dan hewan untuk berpindah-pindah tempat dalam usahanya mencari makan atau menghindari bencana alam.
No comments:
Post a Comment