<
PPKN
Nilai-nilai Sila Keempat Pancasila
Pancasila merupakan dasar negara
dan pedoman hidup bangsa Indonesia. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur
bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila harus kita amallkan
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu nilai yang harus kita amalkan adalah
nilai-nilai dalam sila keempat Pancasila. Sila keempat pancasila berbunyi
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Kepala banteng pada perisai garuda
yang berwarna hitam putih dengan latar belakang berwarna merah melambangkan
simbol kerakyatan pada sila keempat pancasila. Simbol kepala banteng
melambangkan akal kehidupan sosial yang dimiliki banteng. Sama halnya dengan
bangsa Indonesia yang hidup rukun bersosial satu sama lain. Keputusan bersama
harus dicapai dalam hidup bersosial dan mengesampingkan pendapat pribadi.
Sila keempat yang berbunyi
Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan memiliki nilai-nilai diantara lain:
1.
Pemimpin bangsa
Indonesia haruslah bijaksana.
2.
Kekeluargaan harus
diutamakan.
3.
Kedaulatan bangsa ada
di tangan rakyat.
4.
Kebijaksanaan dalam
mengambil solusi.
5.
Keputusan yang diambil
harus berdasarkan musyawarah sampai mencapai kesepakatan bersama.
6.
Tidak memaksakan
kehendak orang lain.
Perilaku yang Sesuai dengan Sila Keempat Pancasila
Kita sudah mengetahui nilai-nilai
yang sesuai dengan sila keempat Pancasila. Nilai-nilai tersebut sebaiknya kita
wujudkan dalam perilaku sehari-hari. Berikut ini beberapa contoh perilaku yang
sesuai nilai-nilai sila keempat pancasila.
1)
Tidak memaksakan
anggota keluarga yang lain untuk berperilaku di luar kemampuannya.
2)
Menjadi kepala keluarga
yang penuh tanggung jawab dan kasih sayang.
3)
Melakukan pemilihan
ketua kelas dengan musyawarah.
4)
Memilih
pengurus-pengurus kelas secara arif.
5)
Melakukan Pemilu dan
Pilkada.
6)
Tidak melakukan Black
Campaign.
7)
Memutuskan masalah
secara bersama–sama.
8)
Mendengarkan pendapat
oranglain dengan bijak.
9)
Mengkritik dan
memberikan saran apabila dibutuhkan.
10)
Tidak memaksakan
kehendak orang lain.
Musyawarah Mufakat Untuk Mengatasi Masalah Masyarakat
Musyawarah sangat penting
dilakukan, karena hal ini bisa mempererat tali persaudaraan sesama masyarakat
dan perdamaian karena dapat menghindarkan dari ketidaksetujuan atau perbedaan
pendapat dari masalah yang dimusyawarahkan. Dalam bermusyawarah, seseorang
bebas dan berani dalam mengutarakan pendapat walaupun pendapatnya berbeda dari
orang lain dan belum tentu diterima, hal ini harus dilakukan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan masalah baru yang menimbulkan kesenjangan sosial bagi setiap
orang.
Nilai-nilai dalam Pancasila dapat
digunakan untuk menyelessaikan masalah sehari-hari. Salah satunya adalah nilai
sila keempat dengan penerapannya berupa musyawarah. Musyawarah mufakat
dilaksanakan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Mari kita perhatikan contoh
masalah yang sering muncul dalam masyarakat berikut :
Desa Mandiri mendapat dana bantuan
dari pemerintah untuk perbaikan ekonomi masyarakat. Kepala Desa mengadakan
rapat untuk menentukan jenis bantuan yang akan diberikan kepada warga yang
tidak mampu. Pak Dandi dan Pak Badrun bersikeras agar semua bantuan diwujudkan
dalam bentuk binatang ternak, yaitu kambing dan sapi. Pak Aziz mengusulkan agar
bantuan yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan dan mata pencaharian warga.
Misalnya, Pak Anto sebagai peternak bebek mendapat bantuan bebek. Bu Rita
penjual nasi goreng dan Bu Parmi penjual barang kelontong mendapatkan bantuan
berupa uang sebagai tambahan modal usaha. Namun, usul Pak Aziz ini ditentang
oleh Pak Dandi dan Pak Badrun karena tidak sesuai dengan pendapat mereka
berdua.
Pada dasarnya ada dua cara
pengambilan keputusan dalam musyawarah, yaitu mufakat dan voting (pemungutan
suara). Cara voting dilakukan bila mufakat tidak dapat dicapai. jadi, voting
merupakan alternatif terakhir untuk pengambilan keputusan dalam musyawarah.
Cara menyelesaikan masalah bersama dengan musyawarah untuk mufakat -
merupakan budaya Bangsa Indonesia yang luhur, sejak dahulu bangsa Indonesia
dalam menyelesaikan suatu masalah yang menyangkut kepentingan orang banyak
selalu dengan cara musyawarah mufakat. Hingga saat ini budaya musyawarah masih
dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Seni Budaya dan Prakarya
Makna Patung Nusantara
Patung adalah benda tiga
dimensi karya manusia yang diakui secara khusus sebagai suatu karya seni.
Orang yang menciptakan patung disebut pematung. Tujuan penciptaan patung
adalah untuk menghasilkan karya seni yang dapat bertahan selama mungkin.
Karenanya, patung biasanya dibuat dengan menggunakan bahan yang tahan lama dan
sering kali mahal, terutama dari perunggudan batu
seperti marmer, kapur, dan granit. Kadang, walaupun sangat
jarang, digunakan pula bahan berharga seperti emas, perak,jade,
dan gading. Bahan yang lebih umum dan tidak terlalu mahal digunakan untuk
tujuan yang lebih luar, termasuk kayu,keramik, dan logam.
Patung Pancoran digagas Presiden
Soekarno agar ada patung yang menggambarkan kekuatan dan kemegahan dunia
penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini menggambarkan manusia
angkasa yang memiliki semangat keberanian bangsa Indonesia untuk
menjelajah angkasa. Karenanya, Patung dinamakan oleh Soekarno,
"Patung Dirgantara"
Seni patung merupakan sebuah karya
snei yang hasil karyanya berwujud tiga dimensi. Hasil karya seni patung
biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling (seperti dengan tanah liat),
atau kasting (dengan cetakan). Orang yang menciptakan seni rupa patung disebut
dengan pematung. Hasil dari karya seni patung dapat bertahan selama mungkin.
Dengan semakin berkembangnya seni rupa patung modern, maka hasil karya yang
diciptakan semakin beragam, baik menggunakan bahan maupun teknik yang
digunakan. Berikut ini Pelajaransekolahonline.com akan memberikan informasi
mengenai seni rupa patung. Untuk lebih jelasnya simak ulasan berikut ini.
Jenis
Karya Seni Patung Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya, karya seni
patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Figuratif dan Nonfiguratif.
Figuratif merupakan bentuk patung yang dibuat dengan meniru bentuk secara
alamiah, Misalnya : manusia, hewan atau tumbuhan. Bentuk karya ini dibuat secara
utuh sesuia dengan keasliannya. Nonfiguratif merupakan karya seni rupa patung
yang dibuat tidak seperti bentuk figuratif, yaitu dibuat diluar bentuk aslinya.
Bentuk ini biasanya menampilkan garis-garis melintang atau memanjang, lubang,
lekukan, benda dll
Jenis
Patung Berdasarkan Jenis
Berdasarkan jenisnya, karya seni
patung dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Zonde BOsse dan Relief. Zonde
Bosse merupakan bentuk patung yang berdiri sendiri dan terlepas di
kanan-kirinya. Patung ini tidak menempel pada salah satu sisinya. Relief
merupakan bentuk patung yang menempel pada permukaan dinding. Relief tersebut
biasanya menggambarkan adegan dari sebuah cerita. Contohnya seperti candi shiwa
dan candi brahma yang berada dikomplek candi prambanan yang berisi rangkaian
cerita ramayana. Relief dibagi menjadi tiga macam yaitu: Relief yang
menampilkan bentuk-bentuk yang timbul kurang dari setengah nya, disebut
baserelief. Relief yang menampilkan bentuk persis setengah dari bentuknya,
disebut demirelief. Relief yang menampilkan bentuk yang sama dengan bentuknya,
disebut hautrelief.
Berdasarkan coraknya, jika dilihat
dari perwujudannya ragam seni patung modern dapat dibedakan menjadi 3 corak :
Corak Imitatif (realis / representatif) adalah tiruan dari bentuk alam (makhluk
hidup). Perwujudan patung corak ini berdasarkan fisio plastik atau bentuk fisik
baik anatomi, proporsi, maupun gerak. Corak Deformatif adalah bentuknya telah
banyak berubah dari tiruan alam, diubah menjadi bentuk baru berdasarkan
imajinasi pematung. Corak Non Figuratif (abstrak) adalah Secara umum
sudah banyak meninggalkan bentuk – bentuk alam untuk perwujudannya. Corak
abstrak dipengaruhi oleh aliran konstruksi. Patung dipandang sebagai bentuk
konstruksi, yaitu besi, plat, kawat, kayu, plastik, dll.
No comments:
Post a Comment