Papua mulai dijamah oleh bangsa Eropa sejak abad ke-16 dimana dua pelaut Portugis bernama Antonio Deabreo dan Fransisco Serano memulai pelayaran mencari rempah-rempah. Tahun 1521, seorang bangsa Italia yang mengikuti Fernando De Magelhaens berlayar keliling dunia dan menyebut nama Papua Dalam catatannya. Perbatasan dua wilayah Indonesia - Papua Nugini dirancang saat masih dibawah kekuasaan Kolonial. Pada tanggal 24 Agustus 1828, Belanda secara resmi menyatakan Papua berada dalam wilayah kekuasaannya. Dengan ditandai pendirian benteng Port Bebas di Teluk Triton di kaki gunung Lumenciri Papua.
Belanda masuk ke pantai barat daya Nugini dan memproklamasikan kedaulatan atas wilayah tersebut menamakannya Dutch New Guinea. Pada tahun 1884 giliran Jerman yang mengklaim bagian timur laut Papua dan menamakannya Deutsch New Guinea. Dan pada tahun 1888 Inggris Raya mendeklarasikan wilayahnya di pantai selatan dan wilayah ini dikenal dengan British new Guinea. Pada tahun 1895 Inggris dan Belanda menetapkan garis perbatasan wilayah yang dikuasainya. Pada tahun 1905 Inggris menyerahkan wilayahnya kepada Australia yang kemudian menamai bekas koloni itu dengan nama Papua Nugini.
Sejak saat itu kekuatan Australia merangsek ke bagian koloni lain. Pada 1914 saat perang dunia pertama Australia berhasil menduduki wilayah Deutsch New Guinea. Lalu Australia mendapatkan mandat otoritas wilayah tersebut dari liga bangsa-bangsa pada tahun 1920. Kedua wilayah itu kemudian dikelola terpisah oleh pemerintahan Australia. Kemudian pada 1949 kedua wilayah disatukan dalam satu administrasi pemerintahan. Secara sekilas kita melihat perbatasan antara kedua negara hanya berupa sebuah garis lurus saja.
Namun jika dilihat secara seksama, kita akan menemukan sebuah gigitan aneh di perbatasan Indonesia dan Papua Nugini. Awalnya perbatasannya hanyalah sebuah garis lurus yang sederhana. Namun pada saat itu di bagian selatan perbatasan mewabah sebuah praktik yang meresahkan pihak Inggris yakni praktik head hunting atau perburuan kepala. Sejumlah ahli membuat teori bahwa praktik ini muncul dari kepercayaan bahwa kepala seseorang berisi materi jiwa atau kekuatan kehidupan yang dapat diperoleh melalui perburuan.
Pada tahun 1893, Inggris yang merasa tidak senang memutuskan untuk menghentikan tindakan tersebut. Namun gerakan dan ruang manifer Inggris terasa sulit dan terbatas karena hutan yang lebat dan perbatasan yang tidak bertanda. Inggris pun merasa segan untuk melewati perbatasan secara ilegal dan harus berurusan dengan pihak Belanda, Akhirnya pihak Inggris dan Belanda membuat kesepakatan bagian tengah perbatasan akan digeser melengkung menyesuaikan dengan bentuk Sungai fly. Namun hal tersebut sedikit mengurangi wilayah kekuasaan Belanda.
Akhirnya untuk mengkompensasi penambahan wilayah untuk Inggris perbatasan bagian Sungai Fly digeser sedikit ke timur hingga ke mulut Sungai Bansbach. Berkat kesepakatan tersebut akhirnya pihak Inggris lebih mudah untuk berpatroli menyusuri Sungai fly tanpa melewati perbatasan dan bermasalah dengan Belanda. Nah. itulah alasannya Mengapa ada lengkungan kecil di garis lurus perbatasan antara Papua dan Papua Nugini Semoga dapat memberi informasi dan pengetahuan buat kita semua.
menarik kalau cerita sejarah indonesia begini.
ReplyDeleteterima kasih
ReplyDelete