Surat kabar bukanlah hal yang asing bagi kita. Surat kabar merupakan bentuk media
informasi yang
berisi kabar atau berita yang ditulis dalam bentuk
cetakan di atas kertas. Pada awalnya, Koran hanya
berisi tulisan tentang kejadian sehari-hari yang
ditulis dalam kertas kecil seukuran panflet. Ide surat kabar sudah ada sejak jaman Romawi
kuno. Saat itu koran menuliskan kejadian seharihari dan diterbitkan dalam bentuk gulungan yang disebut dengan ”Acra Diurna”. Terjemahan
Acra Diurna” adalah ”kegiatan hari”.
Setelah penemuan mesin cetak
bertenaga uap di abad 15 oleh Gutenberg,
surat kabar mulai diterbitkan atau dicetak seiring penerbitan buku buku di
Inggris dan Prancis.
Surat kabar pertama kali dibuat di Amerika Serikat dengan
nama ”Public Occurrenses Both Foreign
and Domestick” pada tahun 1690. Surat kabar tersebut diusahakan oleh seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Benjamin Harris. Momentum revolusi industri di
tahun 1800-an memacu tumbuhnya penerbitan koran di Eropa dan Amerika. Saat itu
adalah jaman keemasan surat kabar, termasuk untuk koran sore. Tradisi
penerbitan surat kabar masuk ke Indonesia ditandai dengan lahirnya koran
berbahasa Belanda "Batavia Nouvelles" pada 7 Agustus 1744 Gubernur
Jenderal Van Imhoff adalah orang yang memprakarsai penerbitan koran tersebut.
Lalu, arah perkembangan koran di Indonesia dipicu lahirnya surat kabar bernama
”Brotomartani” di Surakarta. Surat kabar tersebut boleh dikatakan koran
pribumi.
Surat kabar
tersebut boleh jadi menjadi cikal bakal industri koran nasional, yaitu ”Medan
Priyayi” yang didirikan oleh RM Tirtohadisoerjo tahun 1907 di Bandung. Awalnya,
surat kabar tersebut terbit mingguan, lalu pada tahun 1910 terbit menjadi
harian. Era tahun 1970-an boleh dikatakan awal dari perkembangan surat kabar
Indonesia dengan manajemen dan produksi secara modern. KOMPAS, Indonesia Raja,
PRIORITAS (sekarang menjadi MEDIA INDONESIA, SINAR HARAPAN, dan majalah
mingguan TEMPO) adalah surat kabar yang muncul pada era itu.
Seiring
perkembangan dunia informasi, surat kabar dibuat dalam ukuran besar dengan isi
yang beraneka ragam. Di dalamnya, ada topik politik, ekonomi, olahraga, iklan,
dan lain sebagainya. Bahkan, variasi cetakan surat kabar sekarang sangat beraneka
ragam dan disesuaikan dengan pembacanya. Untuk kaum wanita, ada surat kabar
yang membahas masalah wanita. Bagi para pecinta olahraga, ada surat kabar yang
hampir semua isinya
tentang kejadian
olahraga di dunia. Sekarang, penerbitan surat kabar juga disesuaikan waktu
luang bagi pembacanya. Bagi orang yang sibuk di pagi sampai sore hari sehingga
tidak bisa membaca surat kabar pagi ada surat kabar sore yang artinya surat
kabar terbit di sore hari. Ada surat kabar yang terbit seminggu sekali atau
biasa disebut surat kabar mingguan. Ada juga surat kabar yang terbitnya hanya
sebulan sekali atau sering disebut dengan istilah tabloid.
No comments:
Post a Comment